Banner

Melemahnya yen sulitkan wisatawan lokal dan para pemimpin bisnis Jepang

Sebuah layar elektronik menunjukkan nilai tukar yen Jepang terhadap dolar AS secara waktu nyata (real-time) di Tokyo, Jepang, pada 25 April 2024. (Xinhua/Zhang Xiaoyu)

Kesenjangan suku bunga antara Amerika Serikat dan Jepang kemungkinan akan tetap bertahan untuk sementara waktu.

 

Tokyo, Jepang (Xinhua) – Para pemimpin bisnis Jepang menyampaikan kekhawatiran mereka atas melemahnya yen setelah bank sentral Jepang memutuskan untuk mempertahankan kebijakan moneter, sementara mata uang Jepang jatuh ke titik terendah baru pada akhir pekan.

Yen Jepang pada Jumat (26/4) melemah ke level terendah baru sejak Mei 1990 di kisaran 158 yen per satu dolar AS di New York, setelah Bank of Japan (BoJ) pada Jumat memutuskan untuk tetap mengarahkan suku bunga jangka pendek dalam kisaran nol hingga 0,1 persen.

Pengumuman tersebut melemahkan mata uang negara itu terhadap dolar AS ke beberapa titik terendah baru, dan diyakini secara luas di kalangan pengamat pasar bahwa kesenjangan suku bunga antara Amerika Serikat dan Jepang kemungkinan akan tetap bertahan untuk sementara waktu.

Para pemimpin bisnis di Jepang telah meningkatkan seruan kepada BoJ untuk melakukan penyesuaian setelah yen semakin melemah terhadap dolar AS pada Jumat, menurut laporan stasiun televisi nasional NHK.

Banner
Kesenjangan suku bunga
Sebuah layar elektronik menunjukkan nilai tukar yen Jepang terhadap dolar AS secara waktu nyata (real-time) di Tokyo, Jepang, pada 25 April 2024. (Xinhua/Zhang Xiaoyu)

Ketika pekan emas nasional Jepang dimulai pada Sabtu (27/4), melemahnya yen menjadi hal yang memusingkan bagi wisatawan lokal namun menjadi keuntungan bagi banyak pengunjung asing.

Selama liburan yang berlangsung hingga 6 Mei tersebut, semakin banyak wisatawan lokal yang menyebut meningkatnya tantangan ekonomi dibandingkan tahun lalu, menurut laporan media lokal.

Sekitar 23,3 juta orang di Jepang, atau 90 persen dari tingkat sebelum pandemik, diperkirakan akan melakukan perjalanan selama liburan, tetapi lebih dari 70 persen responden memilih untuk melakukan perjalanan tidak lebih dari satu hari, lapor NHK, mengutip survei yang dilakukan oleh agen perjalanan besar JTB.

Sementara itu, banyak wisatawan mancanegara mengatakan kepada media lokal bahwa depresiasi yen memungkinkan mereka melakukan aktivitas belanja dan berwisata dengan lebih leluasa di Jepang.

Laporan: Redaksi

Banner

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Banner

Iklan