Sistem pertahanan rudal Patriot dirancang untuk mencegat ancaman seperti pesawat terbang dan rudal balistik, serta dapat menembak jatuh drone ‘kamikaze’ yang sering dikirim Rusia untuk menyerang infrastruktur kritis Ukraina. Tapi itu akan menjadi cara yang sangat mahal untuk menghancurkan drone yang harganya hanya ribuan dolar.
Jakarta (Indonesia Window) – Menjelang kunjungan Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy ke Washington pada Rabu (21/12), pemerintahan Joe Biden mengatakan akan memberikan bantuan militer senilai 1,85 miliar dolar AS ke Ukraina, termasuk sistem pertahanan udara Patriot yang menurut pemimpin Ukraina sangat dibutuhkan negaranya untuk menangkis serangan Rusia.
Apa itu sistem Patriot?
Patriot, singkatan dari Phased Array Tracking Radar for Intercept on Target, adalah sistem pertahanan rudal permukaan-ke-udara selebar layar teater yang dibangun oleh Raytheon Technologies Corp. dan dianggap sebagai salah satu sistem pertahanan udara tercanggih di gudang senjata Amerika Serikat (AS).
Sistem ini pertama kali digunakan dalam pertempuran selama Perang Teluk 1991, untuk melindungi Arab Saudi, Kuwait dan Israel, dan kemudian digunakan selama invasi AS ke Irak pada tahun 2003.
Patriot adalah sistem seluler yang biasanya mencakup radar yang kuat, stasiun kendali, generator listrik, stasiun peluncuran, dan kendaraan pendukung lainnya.
Sistem ini memiliki kemampuan yang berbeda, tergantung pada jenis pencegat yang digunakan.
Pencegat PAC-2 menggunakan hulu ledak blast-fragmentation, sedangkan rudal PAC-3 yang lebih baru menggunakan teknologi hit-to-kill yang lebih canggih.
Radar sistem Patriot memiliki jangkauan lebih dari 150 km (93 mil), kata Organisasi Perjanjian Atlantik Utara (NATO) pada tahun 2015.
Sebuah baterai Patriot tunggal yang baru diproduksi bernilai lebih dari 1 miliar dolar AS, dengan 400 juta dolar AS untuk sistem dan 690 juta dolar AS untuk rudal dalam baterai, menurut wadah pemikir Center for Strategic and International Studies (CSIS).
Sejauh ini Raytheon telah membangun lebih dari 240 sistem Patriot dan saat ini digunakan oleh 18 negara, termasuk AS. Sistem ini sangat diminati di Timur Tengah karena ancaman yang ditimbulkan oleh Iran terhadap wilayah tersebut.
Menurut Raytheon, sistem tersebut telah mencegat lebih dari 150 rudal balistik dalam pertempuran sejak 2015.
Untuk Ukraina
Ukraina mengatakan perlu lebih banyak sistem pertahanan udara untuk melindungi dari rentetan serangan rudal dan drone dari pasukan Rusia.
Sejauh ini, AS telah menyediakan sepasang Sistem Rudal Permukaan-ke-Udara Tingkat Lanjut Nasional (National Advanced Surface-to-Air Missile Systems/NASAMS) untuk Ukraina.
Sistem Patriot dirancang untuk mencegat ancaman seperti pesawat terbang dan rudal balistik, serta dapat menembak jatuh drone ‘kamikaze’ yang sering dikirim Rusia untuk menyerang infrastruktur kritis Ukraina. Tapi itu akan menjadi cara yang sangat mahal untuk menghancurkan drone yang harganya hanya ribuan dolar.
Para pejabat dan ahli mengatakan bahwa sementara sistem Patriot kemungkinan akan menyelamatkan nyawa dari rudal yang masuk, senjata ini mungkin tidak akan mengubah lintasan konflik yang berlangsung hampir 10 bulan karena ini adalah sistem pertahanan.
Butuh beberapa bulan sebelum Ukraina dapat mengerahkan Patriot di medan perang.
Pejabat AS mengatakan kepada Reuters bahwa sistem Patriot pertama kali akan tiba di Jerman, di mana pasukan Ukraina akan belajar bagaimana menggunakannya.
Pelatihan bisa memakan waktu berbulan-bulan, dengan setiap sistem membutuhkan puluhan pasukan untuk beroperasi.
Ukraina kemudian harus memutuskan bagaimana dan di mana akan menyebarkan sistem tanpa dihancurkan oleh pasukan Rusia. Rusia mengatakan sistem pertahanan rudal Patriot akan menjadi target yang sah untuk serangan Rusia.
*1 dolar AS = 15.574 rupiah
Sumber: Reuters
Laporan: Redaksi