Banner

Fokus Berita – Pembangunan China peluang bagi dunia, namun disambut sanksi Barat

Foto dari udara yang diabadikan pada 10 September 2023 ini menunjukkan pemandangan daerah Zhangjiang di Zona Perdagangan Bebas Percontohan (Shanghai) China di Shanghai, China timur. (Xinhua/Fang Zhe)

Pembangunan China merupakan peluang bagi dunia, bukan ancaman bagi siapa pun, dengan pemerintahnya terus mengupayakan kebijakan luar negeri yang independen dan damai serta menentang konfrontasi atau keberpihakan.

 

Jakarta (Indonesia Window) – Pembangunan China merupakan sebuah peluang bagi dunia, bukan ancaman bagi siapa pun, kata Juru Bicara Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) China Mao Ning pada Senin (26/2).

Mao menyampaikan pernyataan tersebut dalam sebuah konferensi pers harian ketika diminta untuk mengomentari laporan bahwa Perdana Menteri (PM) Malaysia Anwar Ibrahim baru-baru ini mengecam apa yang disebut sebagai “fobia terhadap China” dari beberapa negara Barat.

“Pernyataan Anwar mencerminkan aspirasi umum negara-negara berkembang untuk menjunjung kemerdekaan dan mengupayakan pembangunan,” kata Mao, seraya menambahkan bahwa China dengan teguh mengupayakan kebijakan luar negeri yang independen dan damai serta menentang konfrontasi atau keberpihakan.

China akan terus mengembangkan kerja sama persahabatan dengan negara-negara lain berdasarkan Lima Prinsip Hidup Berdampingan Secara Damai, mengadvokasi dunia multipolar yang setara dan tertib serta globalisasi ekonomi inklusif yang bermanfaat bagi semua orang, dan bekerja untuk membangun komunitas dengan masa depan bersama bagi umat manusia, demikian ungkap jubir itu.

Namun, hal yang bersebarangan muncul dari Barat, dengan Uni Eropa (UE) yang memasukkan empat perusahaan China ke dalam daftar sanksi putaran ke-13 terhadap Rusia.

China pada Senin (26/2) menyuarakan penentangan tegas terhadap keputusan tersebut.

“Ini merupakan sanksi sepihak dan yurisdiksi tangan panjang yang tidak memiliki dasar dalam hukum internasional, atau mandat dari Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa,” ujar Kementerian Perdagangan China dalam sebuah pernyataan.

“Tindakan ini bertentangan dengan semangat konsensus yang dicapai dalam pertemuan para pemimpin China dan UE serta akan berdampak negatif terhadap hubungan ekonomi dan perdagangan China-UE,” demikian bunyi pernyataan tersebut.

Pihak China mendesak UE agar mempertimbangkan kepentingan keseluruhan dari kemitraan strategis komprehensif China-UE dan tanpa syarat berhenti mendaftarhitamkan perusahaan-perusahaan China, kata kementerian tersebut.

China akan dengan tegas melindungi hak-hak dan kepentingan yang sah dari perusahaan-perusahaan China, imbuhnya.

Sementara itu, pada Senin yang sama, menyuarakan penentangan tegas terhadap keputusan Inggris yang memasukkan tiga perusahaan China ke dalam putaran sanksi terbarunya untuk Rusia.

Ini merupakan “sanksi sepihak yang tidak memiliki dasar hukum internasional dan tidak memiliki mandat dari Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB),” demikian bunyi pernyataan Kementerian Perdagangan China.

Ini adalah contoh khas dari yurisdiksi lengan panjang (long-arm jurisdiction), dan hal ini akan berdampak negatif pada hubungan ekonomi dan perdagangan antara China dan Inggris, menurut kementerian tersebut.

Pihak kementerian mengatakan bahwa China mendesak Inggris untuk mengingat kepentingan keseluruhan dalam hubungan ekonomi dan perdagangan bilateral, segera mengoreksi praktik-praktiknya yang keliru, serta membatalkan tanpa syarat pencantuman perusahaan-perusahaan China dalam daftar sanksinya.

China akan melindungi dengan tegas hak dan kepentingan sah perusahaan-perusahaan China, ungkap Kementerian Perdagangan negara tersebut.

Laporan: Redaksi

Tinggalkan Komentar

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Banner

Iklan