Banner

Turki tuding pesawat Yunani berusaha ‘halangi’ misi NATO

Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan (kanan) bertemu dengan Perdana Menteri Yunani Kyriakos Mitsotakis di Istanbul, Turki, pada 13 Maret 2022. (Xinhua)

Hubungan Turki dan Yunani, dua sekutu NATO, telah lama bersitegang menyusul serangkaian masalah, termasuk masalah minoritas dan imigrasi ilegal, serta sengketa maritim dan energi di Laut Aegea maupun Laut Mediterania.

 

Ankara, Turki (Xinhua) – Turki pada Sabtu (17/12) mengklaim bahwa pesawat tempurnya memberikan “respons yang diperlukan” terhadap upaya pesawat Yunani untuk “menghalangi” misi Turki-NATO di Laut Aegea.

“Pesawat tempur dan pendukung Angkatan Udara kami serta pesawat AWACS yang ditugaskan oleh NATO saat itu tengah melakukan misi pelatihan NEXUS ACE di wilayah udara internasional di atas Laut Aegea,” kata Kementerian Pertahanan Turki dalam sebuah pernyataan.

Pesawat Yunani berusaha menghalangi misi itu, yang akhirnya “berhasil diselesaikan” setelah pesawat Turki merespons, tambah pihak kementerian.

Hubungan antara Turki dan Yunani, dua sekutu NATO, telah lama bersitegang menyusul serangkaian masalah, termasuk masalah minoritas dan imigrasi ilegal, serta sengketa maritim dan energi di Laut Aegea maupun Laut Mediterania.

Banner

Guna mencari solusi diplomatik atas masalah-masalah tersebut, kedua negara memulai kembali pembicaraan konsultatif mereka pada 2021 setelah jeda lima tahun. Namun, pengaktifan kembali pembicaraan itu pun lagi-lagi terhenti akibat ketegangan baru-baru ini di antara kedua belah pihak.

Hubungan Turki dan Yunani
Menteri Luar Negeri Turki Mevlut Cavusoglu (kanan) dan Menteri Luar Negeri Yunani Nikos Dendias menghadiri konferensi pers gabungan di Ankara, Turki, pada 15 April 2021. (Xinhua/Mustafa Kaya)

Pada Agustus, Turki menuding Yunani mengusik jet Turki yang sedang melakukan misi NATO, sementara Yunani menolak klaim tersebut.

Atas apa yang disebut Ankara sebagai eskalasi militer di kepulauan Aegea Yunani di dekat garis pantai Turki dalam beberapa bulan terakhir, Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan telah berulang kali bersumpah akan meluncurkan respons militer.

“Kami mungkin akan datang tiba-tiba pada suatu malam ketika waktunya tiba,” kata Erdogan dalam sebuah festival teknologi udara pada awal September lalu.

Laporan: Redaksi

Banner

Tinggalkan Komentar

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Banner

Iklan