Banner

Feature – Tren ‘China Travel’ hapus stigma dan jembatani budaya

Para wisatawan mengunjungi kawasan Bund di Shanghai, China timur, pada 22 Juli 2024. (Xinhua/Yu Jiayi)

China Travel menjadi frasa populer di media sosial internasional, memberikan perspektif baru yang membantah berbagai klaim miring yang disebarluaskan oleh beberapa media Barat terhadap China dan memungkinkan warga negara asing untuk mendapatkan gambaran yang lebih komprehensif dan autentik mengenai negara di Asia Timur ini.

 

Beijing, China (Xinhua/Indonesia Window) – Dari ibu kota Beijing yang sibuk hingga kota pegunungan Zhangjiajie, China kini ramai dengan masuknya wisatawan asing.

Saat banyak pelancong asing membagikan pengalaman mereka secara daring, istilah ‘China Travel’ menjadi frasa populer di media sosial internasional. Kisah-kisah langsung ini memberikan perspektif baru yang membantah berbagai klaim miring yang disebarluaskan oleh beberapa media Barat terhadap China dan memungkinkan warga negara asing untuk mendapatkan gambaran yang lebih komprehensif dan autentik mengenai China.

“Sebagian besar pengetahuan saya tentang China terbatas pada apa yang saya dengar dalam siklus berita selama beberapa tahun terakhir,” kata Josie, vlogger asal Australia, dalam sebuah vlog tentang perjalanan pertamanya ke China.

Setelah mengunjungi Kota Shanghai di China timur, dia mengatakan bahwa apa yang dia lihat benar-benar mengejutkannya.

Banner

“Sebagian besar kekhawatiran saya tentang China ternyata tidak terbukti. Saat saya menjelajahi kota itu lebih jauh, senyuman tanpa henti, anak-anak yang penuh rasa ingin tahu, dan suasana bersahabat dari semua orang yang kami temui membuat saya merasa sangat nyaman dan diterima,” katanya.

Pengalaman Josie juga digaungkan oleh jutaan wisatawan asing yang terkesan dengan kemajuan teknologi modern dan kekayaan budaya China saat mereka mengikuti tren China Travel ini. Banyak yang menyoroti kata-kata kunci seperti “tidak terduga”, “tidak pernah terbayangkan”, atau “luar biasa” di media sosial untuk menggambarkan perjalanan mereka di China.

Hidetoshi Tashiro, kepala ekonom di Infinity LLC., Jepang, yang juga baru-baru ini melakukan perjalanan ke Shanghai, mengatakan bahwa dia tidak melihat apa yang disebut sebagai ‘pemandangan yang sepi’ di kota-kota China seperti yang disebutkan dalam beberapa laporan berita.

Seorang turis asing berinteraksi dengan penduduk setempat dalam sebuah pertunjukan di Desa Huangluo, wilayah Longsheng, Daerah Otonom Etnis Zhuang Guangxi, China selatan, pada 26 Juni 2024. (Xinhua/Chen Sihan)

“Apa yang saya lihat adalah kendaraan bermesin berbahan bakar fosil dan listrik melaju berdampingan di jalan raya, serta berbagai lokasi konstruksi baru yang sibuk,” katanya.

“Dari pembayaran nontunai hingga sistem panduan lalu lintas, hampir setiap aspek kehidupan masyarakat China telah terdigitalisasi. Jalanannya bersih dan pemandangan kotanya indah,” imbuhnya.

Selain berbagai kota besar dan tempat-tempat ikonis yang populer di kalangan wisatawan asing, banyak kota yang kurang dikenal dan bahkan desa-desa terpencil di China kini juga menjadi perhatian. Tur yang lebih kecil dan sesuai pesanan juga bermunculan untuk memenuhi kebutuhan yang beragam.

Banner

Sebagai contoh, Zhangjiajie menjadi sorotan dengan peningkatan 569 persen jumlah wisatawan inbound pada paruh pertama tahun ini. Dengan sejumlah hutan yang masih alami dan pegunungan yang indah, para pelancong asing sangat antusias untuk melihat pemandangan alamnya yang menakjubkan.

Provinsi Sichuan di China barat daya menjadi tujuan populer bagi wisatawan asing, khususnya dari Korea Selatan (Korsel). Lonjakan dalam pariwisata ini dapat dikaitkan dengan diperkenalkannya rencana perjalanan ‘wisata panda’ (panda tourism) oleh agen perjalanan Korsel. Rencana perjalanan ini menjadi populer setelah Fu Bao, panda raksasa pertama yang lahir di Korsel, kembali ke China.

Jaeho Hwang, direktur di Institute for Global Strategy and Cooperation, menyatakan bahwa seiring dengan semakin banyaknya wisatawan internasional yang mengunjungi China, kesalahpahaman dan prasangka secara bertahap akan berkurang.

“Orang-orang dari seluruh dunia akan benar-benar memahami budaya China yang luar biasa dan semangat masyarakat China,” imbuhnya.

Lonjakan antusiasme ‘China Travel’ didorong oleh kebijakan bebas visa China yang berkembang dan peningkatan layanan bagi wisatawan inbound.

China kini meluncurkan kebijakan masuk bebas visa selama 15 hari untuk 15 negara dalam rangka uji coba dan memperluas cakupan kebijakan transit bebas visa selama 144 jam ke 37 pelabuhan masuk, yang memberikan kesempatan kepada 54 negara untuk melakukan perjalanan jangka pendek dan kunjungan bisnis.

Banner

China juga mengambil berbagai langkah untuk meningkatkan layanan, seperti mempermudah penggunaan pembayaran selular bagi warga negara asing, menerapkan kebijakan masuk tanpa reservasi di sejumlah tempat wisata, serta menawarkan berbagai pilihan bahasa dan metode pembayaran untuk membantu pelancong internasional dalam membeli tiket dengan mudah.

Berkat berbagai upaya ini, total 14,64 juta warga negara asing memasuki China melalui berbagai pelabuhan pada paruh pertama tahun ini, meningkat 153 persen secara tahunan (year on year/yoy). Tak hanya itu, sebanyak 8,54 juta warga negara asing masuk tanpa visa, melonjak 190 persen dari tahun sebelumnya, menurut Administrasi Imigrasi Nasional (National Immigration Administration/NIA) China.

“Hal ini menunjukkan tekad China untuk lebih lanjut memperluas pertukaran antarindividu dan meningkatkan kinerja institusi serta mekanisme pembukaan tingkat tinggi,” kata Hwang.

Saat dunia berusaha memahami China secara lebih dalam, negara ini menyambut antusiasme dan keingintahuan tersebut. Seiring dengan semakin banyaknya warga asing yang mengunjungi China, kisah-kisah mereka akan melampaui batas-batas negara dan menumbuhkan rasa saling pengertian.

Laporan: Redaksi

Banner

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Banner

Iklan