Penjualan vaksin COVID-19 BioNTech diperkirakan akan turun ke angka sekitar 5 miliar euro atau 5,4 miliar dolar AS pada 2023, dibandingkan pada 2022 saat produsen vaksin Jerman itu membukukan penjualan sebesar 17,3 miliar euro, dengan laba bersih sebesar 9,4 miliar euro.
Berlin, Jerman (Xinhua) – Produsen vaksin Jerman BioNTech memperkirakan penjualan vaksin COVID-19 buatannya akan turun ke angka sekitar 5 miliar euro atau 5,4 miliar dolar AS pada 2023, ungkap perusahaan tersebut pada Senin (27/3).
Pada 2022, BioNTech membukukan penjualan sebesar 17,3 miliar euro, dengan laba bersih sebesar 9,4 miliar euro.
Kontrak pasokan yang sudah ada dengan Komisi Eropa (European Commission/EC) saat ini sedang dinegosiasikan kembali, “dengan potensi penahapan ulang pengiriman vaksin selama beberapa tahun dan/atau pengurangan volume,” kata BioNTech.
Bermitra dengan perusahaan Amerika Serikat (AS) Pfizer, BioNTech pada tahun lalu meluncurkan vaksin pertama yang telah disesuaikan untuk subvarian Omicron BA.4/BA.5. “Kami membuat kemajuan signifikan pada 2022,” tutur CEO BioNTech Ugur Sahin.
Sebelum mengembangkan vaksin COVID-19 berbasis mRNA, BioNTech sudah meneliti sebuah vaksin kanker berdasarkan pendekatan yang sama. Tahun ini, perusahaan tersebut berencana menggelontorkan dana hingga 2,6 miliar euro di bidang itu.
Pada awal tahun ini, BioNTech mengumumkan sebuah kerja sama dengan Departemen Kesehatan Inggris, yang mencakup perawatan hingga 10.000 pasien kanker pada 2030 nanti.
“Saat kami meninjau tahun 2023 dan ke depannya, kami berencana untuk terus berinvestasi dalam transformasi kami dengan fokus membangun kemampuan komersial dalam bidang onkologi, serta mengupayakan uji coba registrasi,” tambah Sahin.
*1 euro = 16.321 rupiah
**1 dolar AS = 15.174 rupiah
Laporan: Redaksi