UNICEF ajukan dana 16,5 juta dolar AS untuk respons wabah mpox di Afrika

Seorang anak yang terjangkit mpox menerima perawatan di sebuah rumah sakit di area Nyiragongo di dekat Goma, Provinsi Kivu Utara, Republik Demokratik Kongo (RD Kongo) timur, pada 15 Agustus 2024. (Xinhua/Zanem Nety Zaidi)

Varian baru virus mpox (Clade Ib) disebut telah terdeteksi di semua negara yang terdampak kecuali Afrika Selatan, yang menimbulkan kekhawatiran karena potensi penularannya yang lebih luas di seluruh kelompok usia, terutama anak-anak.

 

Nairobi, Kenya (Xinhua/Indonesia Window) – Dana Anak-Anak Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNICEF) pada Kamis (22/8) mengajukan dana sebesar 16,5 juta dolar AS untuk meningkatkan respons terhadap wabah mpox di Afrika bagian timur dan selatan.

Direktur Regional UNICEF untuk Afrika Bagian Timur dan Selatan Etleva Kadilli mengatakan dalam sebuah pernyataan yang dirilis di Nairobi, ibu kota Kenya, bahwa varian baru mpox menjadi ancaman serius bagi anak-anak dan keluarga yang rentan.

Anak-anak dan masyarakat yang rentan berada di ambang meluasnya wabah mpox di kawasan tersebut setelah 200 kasus terkonfirmasi telah terdeteksi di Burundi, Rwanda, Uganda, Kenya, dan Afrika Selatan, menurut pernyataan itu.

“Selain respons cepat penyelamatan nyawa, upaya komunikasi risiko dan kolaborasi lintas perbatasan, investasi dalam penguatan sistem kesehatan secara keseluruhan, kesinambungan layanan esensial, dan fokus tertarget dalam program-program yang mendukung kesejahteraan anak secara keseluruhan harus diprioritaskan,” kata Kadilli.

UNICEF memperingatkan meningkatnya kekhawatiran atas keadaan darurat kesehatan masyarakat baru saat masyarakat bergulat dengan krisis lain yang sedang terjadi. Varian baru virus mpox (Clade Ib) disebut telah terdeteksi di semua negara yang terdampak kecuali Afrika Selatan, yang menimbulkan kekhawatiran karena potensi penularannya yang lebih luas di seluruh kelompok usia, terutama anak-anak.

Seorang anak yang terinfeksi mpox dirawat di sebuah rumah sakit di area Nyiragongo di dekat Goma, Provinsi Kivu Utara, Republik Demokratik (RD) Kongo timur, pada 15 Agustus 2024. (Xinhua/Zanem Nety Zaidi)

Burundi sejauh ini telah mengonfirmasi lebih dari 170 kasus mpox di 26 dari 49 distrik di negara tersebut, ungkap UNICEF.

UNICEF mengatakan bahwa anak-anak dan remaja di bawah usia 20 tahun mencakup hampir 60 persen dari kasus yang terdeteksi, dengan anak-anak di bawah usia lima tahun mencakup 21 persen dari kasus tersebut.

Kenya, Burundi, dan Uganda mengalami kesulitan menghadapi berbagai keadaan darurat, termasuk kekeringan dan banjir, selain kekhawatiran mendesak yang ditimbulkan oleh virus itu, sebut UNICEF.

Badan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) tersebut juga memperingatkan atas masih adanya kekhawatiran terhadap dampak sekunder wabah mpox pada anak-anak dan remaja, termasuk stigma, diskriminasi, serta gangguan pada sekolah dan pembelajaran.

“Berdasarkan pengalaman yang dipetik dalam tanggap wabah HIV, COVID-19, dan Ebola, harus ada upaya kolektif untuk memprioritaskan rencana guna mendukung para penyintas, memerangi stigma, dan memfasilitasi kesinambungan layanan sosial dasar, khususnya pembelajaran dan reintegrasi anak-anak ke sekolah dan masyarakat,” ujar UNICEF.

*1 dolar AS = 15.579 rupiah

Laporan: Redaksi

Tinggalkan Komentar

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Iklan