China kembangkan sistem parasut untuk roket yang dapat digunakan kembali

Sebuah roket pengangkut Long March-11 yang membawa satelit Shiyan-19 lepas landas dari Pusat Peluncuran Satelit Jiuquan di China barat laut, pada 15 Maret 2023. (Xinhua/Wang Jiangbo)

Sistem parasut keselamatan roket yang dapat digunakan kembali, yang dikembangkan oleh para ilmuwan Akademi Teknologi Antariksa China, menggunakan teknologi glide-control sehingga mampu mempersempit rentang pendaratan menjadi area yang lebih kecil dari rentang pendaratan normal, yaitu 30 hingga 90 kilometer.

 

Beijing, China (Xinhua) – Sejumlah insinyur China sedang mengerjakan sistem parasut untuk menyelamatkan bagian booster dan fairing roket saat peluncuran.

Dikembangkan oleh Akademi Teknologi Antariksa China, sistem ini akan digunakan untuk membantu menyelamatkan bagian-bagian roket yang dapat digunakan kembali dengan lebih tepat dan terkendali.

Menurut tim peneliti, sistem parasut keselamatan roket yang menggunakan teknologi glide-control ini dapat mempersempit rentang pendaratan menjadi area yang lebih kecil dari rentang pendaratan normal, yaitu 30 hingga 90 kilometer. Bersama dengan teknologi penyangga pendaratan, sistem itu akan memungkinkan booster dan fairing untuk menjaga keutuhannya setelah mendarat di tanah.

Situs-situs peluncuran utama China berada di bagian dalam pulau, yang berarti mencegah bagian-bagian roket yang jatuh mendarat secara tak terduga, terutama di area dengan aktivitas manusia, merupakan tugas utama yang mendesak bagi para ilmuwan.

Teng Haishan, wakil kepala insinyur dalam proyek tersebut, mengatakan sistem pemulihan itu juga dapat membantu menurunkan biaya peluncuran roket, memberikan layanan yang lebih ekonomis.

“Dalam dua tahun terakhir, China telah melakukan peluncuran roket pengangkut sebanyak lebih dari 50 kali setiap tahun. Begitu sistem penyelamatan semacam itu diterapkan, lebih dari 1 miliar yuan atau sekitar 145 juta dolar AS untuk biaya peluncuran dapat dipangkas setiap tahunnya,” ujar Teng.

Sistem parasut tersebut diluncurkan dalam sebuah kompetisi inovasi nasional baru-baru ini. Menurut penciptanya, sistem tersebut saat ini sedang dalam tahap akhir pengembangan.

*1 yuan = 2.176 rupiah

**1 dolar AS = 14.990 rupiah

Laporan: Redaksi

Tinggalkan Komentar

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Iklan