Seri Pangu dari Huawei merupakan rangkaian berisi model-model AI skala besar yang mendukung berbagai tugas pemrosesan bahasa alami, termasuk pembuatan teks, klasifikasi teks, dan sistem percakapan.
Dongguan, China (Xinhua) – Raksasa teknologi China, Huawei, pada 7 Juli lalu meluncurkan versi terbaru dari model kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI) deep learning terlatihnya Pangu, yakni Pangu 3.0. Pengumuman itu disampaikan dalam ajang Huawei Cloud Developer Conference yang diadakan di Dongguan, Provinsi Guangdong, China selatan.
Model AI Pangu 3.0 memiliki arsitektur dengan tiga tingkatan. Lapisan dasarnya, L0, memiliki lima model yang berbeda, yaitu pemrosesan bahasa alami, basis data multimodal, visi komputer, prediksi, dan komputasi ilmiah. L0 menyediakan berbagai keterampilan untuk memenuhi kebutuhan berbagai skenario industri yang berbeda.
Lapisan kedua, L1, menyediakan berbagai model yang spesifik, dengan fokus pada bidang-bidang seperti e-government, keuangan, manufaktur, pertambangan, dan meteorologi.
Lapisan ketiga, L2, menyediakan beberapa model dengan skenario spesifik untuk aplikasi industri atau skenario bisnis tertentu.
Pelanggan juga dapat melatih model-model tersebut menggunakan dataset mereka sendiri berdasarkan lapisan L0 atau L1 Pangu Huawei.
Seri Pangu diciptakan untuk melayani kebutuhan industri, memberikan layanan yang unggul kepada pelanggan di berbagai sektor, kata Direktur Eksekutif Huawei sekaligus CEO Huawei Cloud Zhang Ping’an. Dia menambahkan bahwa misi Pangu adalah membantu pelanggan dalam memanfaatkan dan membangun model skala besar secara efektif, sehingga memungkinkan pembaruan pintar.
Pertama kali diluncurkan pada 2021, seri Pangu dari Huawei merupakan rangkaian berisi model-model AI skala besar yang mendukung berbagai tugas pemrosesan bahasa alami, termasuk pembuatan teks, klasifikasi teks, dan sistem percakapan.
Menurut Huawei, seri Pangu telah memiliki nilai yang sangat besar di berbagai industri seperti keuangan, manufaktur, penelitian dan pengembangan farmasi, pertambangan batu bara, dan perkeretaapian.
Pada Kamis (6/7), sebuah makalah tentang model AI cuaca Pangu diterbitkan di Nature, salah satu jurnal ilmiah terkemuka di dunia. Makalah tersebut menjelaskan cara untuk mengembangkan sistem prakiraan cuaca berbasis AI global yang tepat dan akurat berdasarkan deep learning dan melatihnya menggunakan data cuaca yang dihimpun selama 43 tahun.
Dalam hitungan detik, model tersebut dapat secara akurat memprediksi elemen-elemen meteorologi yang terperinci, termasuk kelembapan, kecepatan angin, suhu, dan tekanan permukaan laut, menurut makalah tersebut. Hal ini mendemonstrasikan presisi tinggi Pangu jika dibandingkan dengan metode prediksi numerik tradisional untuk prakiraan cuaca, yang dapat memakan waktu mulai dari satu jam hingga satu pekan, dan kecepatan prediksinya juga 10.000 kali lebih cepat.
Perusahaan ini juga telah meluncurkan layanan cloud Ascend AI. Melalui layanan itu, klaster komputer dengan kartu tunggal (single-card computer cluster) dapat menyediakan kapasitas komputasi sebesar 2.000 petaflop, dan klaster 1.000 kartu dapat melatih model parameter multi-miliar selama 30 hari tanpa interupsi. Huawei mengatakan bahwa daya komputasi AI yang lebih andal telah membuat model-model pemrosesan bahasa besar menjadi lebih mudah diakses bagi para pelanggan industri.
Laporan: Redaksi