Serangan darat Israel di Jalur Gaza menghantam Jabalia, sebuah kamp padat pengungsi di Gaza utara, menewaskan lebih dari 50 orang, sekitar 150 lainnya terluka, dan puluhan orang tertimbun reruntuhan.
Yerusalem/Gaza, Palestine (Xinhua) – Israel mengintensifkan serangan daratnya di Jalur Gaza pada Selasa (31/10), mengirim pasukan jauh ke dalam wilayah Palestina itu dan terlibat bentrok dengan militan Hamas dalam pertempuran sengit.
Pasukan Pertahanan Israel (Israel Defense Forces/IDF) mengatakan bahwa tentaranya terlibat dalam “pertempuran sengit” dengan Hamas “jauh di dalam Jalur Gaza,” seraya menambahkan bahwa pasukan Israel menyerang ratusan target militer Hamas, termasuk pos-pos peluncuran rudal anti-tank dan roket di bawah terowongan dan kompleks militer di dalam terowongan bawah tanah, serta menewaskan “banyak” militan Hamas.
Dua tentara Israel tewas dalam baku tembak di Gaza utara, kata pihak militer.
Hamas, kelompok militan Islam yang memerintah Gaza, mengatakan bahwa para pejuangnya berhadapan dengan tentara Israel di beberapa lokasi, termasuk daerah Al-Tawam dan permukiman Al-Karama di Gaza utara.
Kementerian Dalam Negeri yang dikelola Hamas mengatakan beberapa kendaraan militer Israel bergerak maju ke arah Jalan al-Rasheed, tampaknya mencoba memotong Gaza City dan bagian utara dari selatan.
Pengeboman berat yang dilakukan Israel terus berlanjut di Gaza pada Selasa, menghantam Jabalia, sebuah kamp padat pengungsi di Gaza utara. Kementerian Kesehatan yang berbasis di Gaza mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa lebih dari 50 orang tewas, sekitar 150 lainnya terluka, dan “puluhan” orang tertimbun reruntuhan.
Liga Arab, Mesir, dan Yordania mengutuk serangan terhadap kamp pengungsi tersebut dalam pernyataan terpisah.
Jet tempur Israel, yang bertindak berdasarkan informasi intelijen yang diberikan oleh badan keamanan dalam negeri Israel Shin Bet, menewaskan Ibrahim Biari, komandan Batalion Jabaliya Pusat Hamas. Dikatakan oleh militer Israel bahwa Biari merupakan salah satu pemimpin yang bertanggung jawab atas serangan Hamas pada 7 Oktober lalu, yang menewaskan sedikitnya 1.400 orang di Israel.
Juru bicara IDF Richard Hecht mengonfirmasi serangan di Jabalia, sembari menambahkan bahwa kematian warga sipil merupakan konsekuensi dari “tragedi perang.”
Jumlah warga Palestina yang tewas akibat serangan Israel di Jalur Gaza bertambah menjadi 8.525 orang, kata Kementerian Kesehatan yang dikelola Hamas pada Selasa. Sebanyak 3.542 di antaranya merupakan anak-anak dan 2.187 perempuan, kata juru bicara kementerian Ashraf al-Qedra dalam sebuah pernyataan pers.
Sementara itu, tembakan roket dari Gaza terus berlanjut pada Selasa, memaksa jutaan warga Israel mengungsi ke tempat-tempat perlindungan. Sistem pertahanan Iron Dome Israel mencegat sebagian besar proyektil, tetapi beberapa roket menghantam kota-kota di Israel selatan, melukai empat orang, satu di antaranya mengalami cedera serius, kata layanan penyelamatan Israel Magen David Adom (MDA).
Di wilayah utara, Israel menyerang pos-pos Hizbullah, menargetkan area-area tempat peluru mortir ditembakkan ke arah komunitas Israel atau militan yang mencoba meluncurkan roket.
Pada Selasa yang sama, militer Israel mengatakan bahwa sistem pertahanan udaranya mencegat sebuah rudal darat ke darat (surface-to-surface) dari Laut Merah dan sebuah drone di dekat Kota Eilat di Israel selatan. Tidak ada korban luka atau kerusakan yang dilaporkan.
Houthi, yang menguasai ibu kota Yaman dan sebagian besar wilayah utara Yaman, mengatakan dalam sebuah pernyataan pada Selasa sore bahwa mereka menargetkan Eilat dan sebuah pangkalan udara Israel di Gurun Negev dengan rudal balistik dan beberapa drone.
Mereka mengatakan bahwa serangan pada Selasa adalah operasi ketiga terhadap Israel sejak konflik antara Israel dan Hamas meletus, tanpa menjelaskan lebih lanjut tentang dua serangan sebelumnya.
Laporan: Redaksi