Banner

PM Pakistan serukan strategi kolektif menentang Islamofobia

Perdana Menteri Pakistan Imran Khan mendesak negara-negara Muslim untuk mengadopsi strategi kolektif guna menghadapi gelombang pasang Islamofobia di dunia. (Anadolu)

Jakarta (Indonesia Window) – Perdana Menteri Pakistan pada Rabu mendesak negara-negara Muslim untuk mengadopsi strategi kolektif guna menghadapi gelombang pasang Islamofobia di dunia, menurut laporan Kantor Berita Anadolu.

Dalam sebuah surat terbuka kepada para kepala negara Muslim, Imran Khan berkata, “Waktunya telah tiba bagi dunia Muslim untuk menyampaikan pesan ini dengan kejelasan dan persatuan ke seluruh dunia, terutama dunia Barat, untuk mengakhiri Islamofobia, dan serangan terhadap Islam, dan Nabi kami Muhammad (ﷺ).”

“Hari ini, kita menghadapi kekhawatiran yang berkembang dan kegelisahan di antara umat kita karena mereka melihat gelombang Islamofobia meningkat, dan serangan melalui ejekan, dan hinaan terhadap Nabi kita tercinta (ﷺ) di dunia Barat, terutama Eropa.”

Dia menyebut pernyataan provokatif Presiden Perancis Emmanuel Macron, dan penodaan Al-Quran di berbagai negara Eropa sebagai cerminan dari meningkatnya Islamofobia di negara-negara Eropa, yang juga memiliki populasi Muslim cukup besar.

Serangan balik terhadap pernyataan Macron telah menyebar di dunia Muslim, dan telah menimbulkan kecaman internasional, seruan untuk memboikot produk Perancis, serta protes dan serangan terhadap situs jejaring negara itu.

Banner

Awal bulan ini, Macron menuduh Muslim Perancis melakukan ‘separatisme’, dan menggambarkan Islam sebagai ‘agama dalam krisis’.

Ketegangan semakin meningkat dengan pembunuhan terhadap seorang guru Perancis pada 16 Oktober lalu, yang menunjukkan kartun Nabi Muhammad (ﷺ) kepada murid-muridnya.

Macron memberikan penghormatan kepadanya, dan mengatakan Perancis “tidak akan melarang kartun kami.”

Kartun berisi hujatan terhadap Islam oleh Charlie Hebdo, majalah pekanan Perancis, juga dipasang di sejumlah gedung di beberapa kota.

“Diskriminasi terbuka dan terselubung tersebar luas terhadap Muslim yang tinggal di negara-negara ini,” kata PM Pakistan.

“Saya percaya, kepemimpinan di negara-negara ini, sering bertindak karena kurangnya pemahaman tentang hasrat, cinta dan pengabdian yang mendalam dari Umat Islam di seluruh dunia terhadap Nabi mereka (ﷺ), dan kitab suci Al-Quran mereka,” serunya.

Banner

“Tindakan menyakitkan mengakibatkan reaksi dari Muslim … yang menghasilkan tindakan diskriminatif lebih lanjut oleh pemerintah terhadap populasi Muslim di negara mereka, mengakibatkan marginalisasi Muslim dan penciptaan ruang bagi kelompok sayap kanan radikal untuk mengeksploitasi situasi,” imbuh PM Khan.

Marginalisasi, menurutnya, mengarah pada radikalisasi, dan ‘lingkaran setan’ ini terus menciptakan ruang yang semakin luas bagi para ekstremis di semua sisi.

“Dalam lingkungan ini, adalah kewajiban kita sebagai pemimpin dunia Muslim untuk bersama-sama memimpin dalam memutus siklus kebencian, dan ekstremisme, yang mendorong kekerasan, dan bahkan kematian,” ujar Khan.

“Kami, sebagai pemimpin politik Muslim, harus mengambil inisiatif untuk menyerukan diakhirinya siklus kebencian dan kekerasan ini,” lanjutnya.

Dia mengatakan bahwa karena penolakan Holocaust telah dikriminalisasi di banyak negara Eropa, maka penistaan ​​terhadap nabi Islam, Kristen atau Yudaisme tidak dapat diterima dalam Islam.

Laporan: Indonesia Window

Banner

Tinggalkan Komentar

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Banner

Iklan