Banner

Feature – Industri teh di China timur terapkan digitalisasi dan pengembangan ramah lingkungan

Foto dari udara yang diabadikan menggunakan drone pada 9 Mei 2024 ini menunjukkan sebuah perkebunan teh di Xiping di wilayah Anxi, Kota Quanzhou, Provinsi Fujian, China. (Xinhua/Wei Peiquan)

Provinsi Fujian menerapkan penginderaan jauh untuk menyediakan layanan dan analisis data yang akurat untuk perkebunan, pemrosesan, dan penjualan teh.

 

Beijing, China (Xinhua) – Di saat Anda menikmati secangkir teh, khususnya teh dari Provinsi Fujian, China timur, dua satelit penginderaan jauh yang sedang mengorbit Bumi memantau pemeliharaan dan perkebunan teh.

Kedua satelit tersebut, yang sama-sama diluncurkan pada 2022, dapat memperoleh citra dengan resolusi lebih tinggi dari 0,5 meter dan lebar 15 kilometer. Keduanya melayani daerah penghasil teh di wilayah Anxi, Provinsi Fujian, yang terkenal dengan industri tehnya.

Nilai output seluruh rantai industri teh di provinsi itu melampaui 150 miliar yuan pada 2022, sementara ekspor tehnya mencapai lebih dari 3,5 miliar yuan. Kedua angka tersebut menduduki peringkat tertinggi di China.

Dengan luas area perkebunan teh mencapai 3,61 juta mu (sekitar 240.667 hektare), Provinsi Fujian menerima 520.000 ton output teh mentah pada 2022.

Banner

Digitalisasi industri teh

Guna mendorong progres teknologi pintar dalam produksi teh, Provinsi Fujian menerapkan penginderaan jauh untuk menyediakan layanan dan analisis data yang akurat untuk perkebunan, pemrosesan, dan penjualan teh.

Menggunakan citra penginderaan jauh, para teknisi menggabungkan berbagai informasi, seperti meteorologi, tanah, pertanian, dan hidrologi, untuk mengekstrak lebih dari 40 indeks secara digital, termasuk luas area, ketinggian, kemiringan, akumulasi suhu, penerangan, curah hujan, serta kandungan nitrogen, fosforus, dan kalium kebun teh, dan membangun sebuah basis data digital, urai Wei Leichen, wakil manajer umum Satellite Link Bridge, salah satu pengembang kedua satelit tersebut.

Berdasarkan analisis spektral data citra, para teknisi memperoleh data indeks kelembapan tanah serta kandungan bahan organik dari kebun teh, dan petani teh mendapatkan rekomendasi formula pengujian tanah dan pedoman pemupukan yang cocok untuk kebun teh berdasarkan kelimpahan unsur hara tanah dan kondisi iklim yang berbeda, serta varietas pohon teh maupun umur pohon.

Penginderaan jauh satelit mampu memantau wilayah yang luas untuk memperoleh informasi yang penting dan krusial bagi petani teh, seperti pertumbuhan kebun teh, penyakit dan serangga hama, serta kelembapan dan nutrien tanah secara real time.

Sebaliknya, pengumpulan data penginderaan jauh juga mengharuskan petani teh untuk menyediakan data-data terkait, seperti pemupukan kebun teh. Interaksi semacam itu mendorong pemantauan secara lebih efisien dan komprehensif, ujar Wei.

Banner

Selain industri teh, data penginderaan jauh dari kedua satelit tersebut kini telah diterapkan di lebih banyak bidang, seperti pertanian, kehutanan, pertanahan, meteorologi, dan perlindungan lingkungan di Provinsi Fujian.

Teknologi penginderaan jauh meningkatkan hasil dan kualitas tanaman, mengurangi biaya produksi, dan mewujudkan pengembangan pertanian yang berkelanjutan, serta memainkan peran penting dalam mengurangi emisi karbon, kata Wei.

Industri teh ramah lingkungan

“Emisi industri teh terutama berasal dari kebun teh, khususnya pupuk nitrogen yang berlebihan dan pengasaman tanah, pemrosesan produk, distribusi, dan konsumsi,” kata Gao Shuilian, seorang associate professor di Universitas Pertanian dan Kehutanan Fujian.

Provinsi Fujian telah menerapkan pemupukan yang tepat dan metode pemupukan yang lebih baik di perkebunan tehnya.

Liao Hong, seorang agronom di Universitas Pertanian dan Kehutanan Fujian, mulai mendorong perkebunan teh ramah lingkungan di bawah Pegunungan Wuyi di Fujian pada 2018. Timnya menemukan bahwa penanaman pohon teh jangka panjang menghabiskan nutrien tanah secara berlebihan dan menyebabkan degradasi tanah.

Banner

Untuk meningkatkan kualitas tanah dan teh, tim Liao Hong mengusulkan pendekatan ramah lingkungan yang meliputi penanaman silang (polikultur) teh dengan kedelai pada musim panas dan dengan biji rapa (rapeseed) pada musim dingin.

Fosforus dan kalium, yang dilepaskan dari tanah selama budi daya biji rapa, dikembalikan ke tanah setelah pohon biji rapa berbunga sehingga meningkatkan kesuburan tanah. Pascapemetikan teh musim semi, kedelai ditanam di antara petak-petak teh dan berfungsi sebagai pengikat nitrogen biologis untuk pemupukan ramah lingkungan.

Selain itu, wilayah Anxi telah membangun sistem pemantauan jejak karbon Tieguanyin, varietas teh oolong terbaik yang diproduksi di sana, kata Lin Liyan, kepala biro ilmu pengetahuan dan teknologi setempat, sebagaimana dikutip Science and Technology Daily. Dia menambahkan bahwa mode pengembangan ramah lingkungan dengan konsumsi rendah energi, rendah polusi, dan rendah emisi telah membentuk industri teh di wilayah Anxi.

Lan Siren, presiden Universitas Pertanian dan Kehutanan Fujian, menyarankan pendalaman integrasi mahadata, informasi fotolistrik, ekonomi digital, dan industri teh serta peningkatan pengembangan ramah lingkungan.

*1 yuan = 2.261 rupiah

Laporan: Redaksi

Banner

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Banner

Iklan