Penurunan harga minyak mentah pada Mei 2024 adalah akibat ketidakpastian perekonomian AS, yang dipicu penundaan penurunan tingkat suku bunga sentral negara itu untuk meredam inflasi.
Jakarta (Indonesia Window) – Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) telah menetapkan Harga Rata-Rata Minyak Mentah (Indonesian Crude Price/ICP) untuk bulan Mei sebesar 79,78 dolar AS per barel, atau turun dari ICP bulan April sebesar 87,61 dolar AS.
Menurut Kepala Biro Komunikasi, Layanan Informasi Publik, dan Kerja Sama (KLIK) Kementerian ESDM, Agus Cahyono Adi, penurunan harga minyak mentah utama di pasar internasional antara lain dipengaruhi oleh berkurangnya Premium Risk atas faktor geopolitik, seiring dengan memudarnya kekhawatiran akan konflik yang lebih luas di Timur Tengah dan tidak terganggunya pasokan minyak mentah global.
“Selain itu, beberapa faktor lainnya adalah tingginya suku bunga dan inflasi yang menekan permintaan konsumen dan industri, terutama di Eropa, pada saat pasokan meningkat dari produsen non-OPEC seperti Amerika Serikat (AS). Di samping itu, OPEC merevisi turun proyeksi peningkatan minyak dunia kuartal II 2024 pada publikasi Mei 2024 dibandingkan bulan sebelumnya untuk kuartal II tahun 2024 sebesar 0,08 juta barel per hari, menjadi 103,75 juta barel per hari,” jelas Agus di Jakarta, Selasa (4/6).
Faktor lain yang menyebabkan penurunan harga minyak mentah pada Mei 2024 adalah akibat ketidakpastian perekonomian AS, yang dipicu penundaan penurunan tingkat suku bunga sentral negara itu untuk meredam inflasi. Hal tersebut menimbulkan kekhawatiran pasar akan terhambatnya pertumbuhan ekonomi AS, dan berpotensi menurunkan permintaan minyak mentah AS.
“Terdapat pula kekhawatiran pasar akan keseimbangan supply-demand menyusul rencana Departemen Energi AS untuk mengeluarkan 10 juta barel cadangan gasoil di musim panas, yang juga mempengaruhi penurunan harga minyak mentah. Menguatnya nilai tukar dolar AS terdapat mata uang lain juga menyebabkan penurunan harga,” imbuh Agus.
Untuk kawasan Asia Pasifik, penurunan harga minyak mentah selain disebabkan oleh faktor-faktor tersebut, juga dipengaruhi oleh berkurangnya volume minyak mentah yang diproses oleh sejumlah kilang di Asia. Seiring merosotnya marjin penjualan diesel akibat peningkatan pasokan produk dari kilang-kilang baru, dan cuaca yang sejuk di belahan bumi bagian utara.
Selain itu, penurunan crude oil throughput Korea Selatan akibat kebakaran di kilang Daesan sebesar 3,6 persen dan penurunan crude oil throughput Singapura akibat aktivitas maintenance di kilang-kilang milik ExxonMobil sebesar 7,3 persen dibandingkan dengan akhir bulan sebelumnya, juga turut memengaruhi penurunan harga minyak mentah.
Faktor penurun harga minyak mentah lainnya adalah berkurangnya konsumsi gasoil di China selama bulan April 2024 sebesar 4,41 persen menjadi 16,51 juta ton dibandingkan bulan sebelumnya, seiring peningkatan penggunaan kendaraan listrik.
Selengkapnya perkembangan harga minyak mentah utama bulan Mei 2024 dibandingkan April 2024 adalah sebagai berikut.
Dated Brent turun sebesar 8,10 dolar AS/bbl dari 90,15 dolar AS/bbl menjadi 82,05 dolar AS/bbl.
WTI (Nymex) turun sebesar 5,77 dolar AS/bbl dari 84,39 dolar AS/bbl menjadi 78,62 dolar AS/bbl.
Brent (ICE) turun sebesar 6,00 dolar AS/bbl dari 89,00 dolar AS/bbl menjadi 83,00 dolar AS/bbl.
Basket OPEC turun sebesar 5,46 dolar AS/bbl dari 89,12 dolar AS/bbl menjadi 83,66 dolar AS/bbl.
Rata-rata ICP minyak mentah Indonesia turun sebesar 7,83 dolar AS/bbl dari 87,61 dolar AS/bbl menjadi 79,78 dolar AS/bbl.
Laporan: Redaksi