Banner

Ketinggian air yang rendah di AS kurangi ‘output’ tenaga air hingga 20 persen pada 2022

Foto dokumentasi ini menunjukkan Bendungan Glen Canyon di Danau Powell di Arizona utara, Amerika Serikat. (Xinhua/Situs web resmi Biro Reklamasi Amerika Serikat)

Kekeringan di Amerika Serikat barat daya telah menyebabkan ketinggian air di waduk-waduk di negara bagian Colorado, New Mexico, Wyoming, dan Utah turun ke titik terendah sejak 1967, sehingga mengurangi output listrik secara signifikan.

 

Denver, AS, (Xinhua) – Ketinggian air di sistem Sungai Colorado tidak pernah serendah saat ini sejak 1967, dan kekeringan besar di Amerika Serikat (AS) barat daya mengurangi output tenaga air secara signifikan, menurut para ahli.

Ketinggian air yang rendah di waduk-waduk di negara bagian Colorado, New Mexico, Wyoming, dan Utah menyebabkan berkurangnya produksi listrik tenaga air, yang turun 20 persen untuk tahun air 2022, menurut Biro Reklamasi (Bureau of Reclamation/BOR) AS.

Meskipun produksi tenaga air turun sekitar 30 persen secara keseluruhan sejak tahun 2000, output-nya anjlok 20 persen sejak 2021 untuk tahun air 2022 yang berakhir pada 30 September, ujar seorang pejabat BOR baru-baru ini.

“Prospeknya cukup besar untuk tahun-tahun dengan output yang cukup rendah,” ujar Nick Williams, manajer listrik Cekungan Sungai Colorado bagian atas BOR, kepada The Colorado Sun pada Selasa (18/10).

Menurut laporan tersebut, Bendungan Glen Canyon di Danau Powell, yang memproduksi sebagian besar tenaga air sistem Sungai Colorado, mengalami penurunan sekitar 78 persen.

Jika dibandingkan dengan rata-rata prakekeringan pada 1988-1999, listrik tenaga air yang dihasilkan pada tahun air terbaru turun sekitar 43 persen, kata Williams.

“Awal abad ke-21 menandai apa yang saat ini diyakini para ilmuwan sebagai rentang 22 tahun terkering di (wilayah) barat daya dalam 1.200 tahun terakhir,” menurut laporan itu.

Penurunan baru-baru ini dalam hal produksi listrik tenaga air dari sungai paling penting di wilayah barat daya, Sungai Colorado, membuat para pejabat “memikirkan kembali seberapa banyak output listrik yang dapat diandalkan dari sistem itu” dalam hitungan jangka panjang.

“Kami mulai memperhatikan dengan sangat saksama asumsi-asumsi yang memengaruhi dasar yang kami gunakan untuk angka-angka dan model-model statistik historis kami, dan mempertanyakan validitasnya,” ujar Williams.

“Saya rasa hal yang bijaksana untuk dilakukan adalah merencanakan sesuatu yang kemungkinan lebih rendah untuk jangka panjang dan kemudian akan lebih mudah untuk merespons air dan listrik dalam jumlah yang lebih banyak daripada dalam jumlah yang lebih sedikit,” tambahnya.

Laporan: Redaksi

Tinggalkan Komentar

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Iklan