Penggunaan lahan dan hubungannya dengan komunitas tanah itu merupakan tantangan besar bagi keanekaragaman hayati karena tanah menyimpan banyak parasit eukariotik uniseluler organisme metazoa, terutama apicomplexa.
Beijing, China (Xinhua) – Tim peneliti China telah mendapatkan dasar untuk mengungkap hubungan antara penggunaan lahan dan komunitas tanah di daerah subtropis dan beriklim sedang di seluruh China, menurut Akademi Ilmu Pengetahuan China (Chinese Academy of Sciences/CAS).
Tim peneliti dari Institut Lingkungan Perkotaan CAS melakukan survei keanekaragaman hayati tersebut. Studi mereka meningkatkan pemahaman tentang karakteristik utama dan interaksi dalam komunitas tanah serta respons mereka terhadap aktivitas manusia, khususnya pertanian dan urbanisasi, ungkap CAS.
Hubungan dari penggunaan lahan itu merupakan tantangan besar bagi keanekaragaman hayati karena tanah menyimpan banyak parasit eukariotik uniseluler organisme metazoa, terutama apicomplexa. Namun, penyebaran apicomplexa, asosiasinya dengan inang, dan dampak penggunaan lahan yang didominasi oleh manusia masih jarang diteliti.
Tim peneliti tersebut menyelidiki biogeografi dan hubungan antara apicomplexa dan metazoa tanah di tiga jenis ekosistem yang didominasi manusia, seperti lahan pertanian, daerah permukiman, dan taman, serta ekosistem hutan yang lebih alami di daerah beriklim subtropis, beriklim hangat, dan beriklim sedang di China.
Studi mereka menunjukkan bahwa penurunan kekayaan takson inang merupakan faktor penting tetapi bukan satu-satunya penyebab berkurangnya kekayaan takson parasit dalam sistem tanah. Kekayaan apicomplexa sebagian besar terpisah dari kekayaan metazoa di ekosistem yang didominasi manusia.
Studi itu telah dipublikasikan di jurnal Global Ecology and Biogeography.
Laporan: Redaksi