Peneliti Indonesia manfaatkan limbah agroindustri untuk produksi biosilika bernilai ekonomi

Foto yang diabadikan menggunakan ‘drone’ ini menunjukkan para petani sedang memanen padi di sawah di Desa Krueng Seupeng, Kabupaten Aceh Utara, Provinsi Aceh, pada 27 Mei 2024. (Xinhua/Fachrul Reza)

Pengembangan biosilika dari sekam padi dan abu boiler kelapa sawit juga dapat menjadi produk alternatif yang lebih ramah lingkungan dibandingkan dengan silika dari bahan tambang seperti pasir kuarsa yang tidak terbarukan dan proses produksinya membutuhkan banyak energi.

 

Bogor, Jawa Barat (Indonesia Window) –  Pemerintah Indonesia terus berupaya meningkatkan produksi komoditas strategis nasional seperti padi dan kelapa sawit. Namun, peningkatan produksi ini juga menghasilkan limbah agroindustri dalam jumlah besar.

Setiap tahun, Indonesia diperkirakan menghasilkan lebih dari 10 juta ton sekam dari penggilingan padi dan 2 juta ton abu boiler dari pabrik pengolahan kelapa sawit. Kini, limbah ini dapat diubah menjadi produk biosilika yang memiliki nilai ekonomi tinggi.

Peneliti Pusat Riset Agroindustri (PRA) pada Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Hoerudin, mengungkapkan bahwa sekam padi dan abu boiler kelapa sawit mengandung silika (SiO2) yang cukup tinggi, masing-masing sebesar 15-20 persen dan 50-60 persen. Silika yang dihasilkan oleh organisme hidup, seperti tanaman, disebut silika biogenik atau biosilika.

“Dari 5 ton panen padi per hektare dan 20 ton panen tandan buah sawit per hektare, masing-masing sekitar 230 kg dan 154 kg silika ikut terangkut bersama hasil panen. Silika tersebut setara dengan dosis pupuk makro yang diberikan,” jelas Hoerudin saat menjadi narasumber pada webinar bertajuk ‘Silika Biogenik dari Limbah Industri: From Ash to Cash’ pada Jumat (19/7), dikutip dari laman BRIN, Selasa.

PRA telah menghasilkan beberapa produk riset biosilika, seperti biosilika cair dan biosilika bubuk berbahan dasar sekam padi dan abu boiler kelapa sawit dalam bentuk nanopartikel.

“Biosilika cair lebih efektif sebagai pupuk cair karena lebih mudah diserap tanaman. Produk ini telah diujicobakan di 22 provinsi di Indonesia untuk tanaman padi, bawang merah, dan tebu, bekerja sama dengan instansi pemerintah, industri, dan kelompok tani,” lanjut Hoerudin.

Biosilika memiliki potensi aplikasi yang beragam. Selain sebagai pupuk dan pestisida, biosilika dapat digunakan untuk tekstil fungsional, mengurangi penggunaan krom dalam penyamakan kulit, dan sebagai material pengganti tulang di bidang kedokteran gigi.

Pengembangan biosilika dari sekam padi dan abu boiler kelapa sawit juga dapat menjadi produk alternatif yang lebih ramah lingkungan dibandingkan dengan silika dari bahan tambang seperti pasir kuarsa yang tidak terbarukan dan proses produksinya membutuhkan banyak energi.

Upaya tersebut dapat membantu Indonesia mengurangi impor silika komersial untuk berbagai kebutuhan industri yang terus meningkat, dari 56,3 juta dolar AS pada tahun 2017 menjadi 81,99 juta dolar AS pada tahun 2021.

Kepala Organisasi Riset Pertanian dan Pangan BRIN, Puji Lestari, menyatakan bahwa kelapa sawit dan padi adalah tanaman silica accumulator yang banyak membutuhkan dan mengandung silika. Jika produksinya meningkat, maka limbah agroindustri dari komoditas tersebut juga meningkat, sehingga perlu diolah menjadi produk bernilai ekonomi untuk mengurangi potensi masalah lingkungan dan sosial akibat penumpukan limbah yang tidak termanfaatkan.

“BRIN melalui PRA terus mengembangkan riset produksi biosilika dari berbagai jenis limbah agroindustri seperti sekam padi, abu boiler kelapa sawit, abu ketel pabrik gula tebu, dan tongkol jagung. Kerja sama telah terjalin dengan beberapa industri untuk pengembangan produk agrokimia (pupuk cair) dan sol karet ramah lingkungan berbahan biosilika. Kerja sama ini dilakukan mulai dari tahap riset hingga komersialisasinya,” ujar Puji.

Webinar Agroinfuture tersebut juga menghadirkan narasumber lain, yaitu Heri Hendro Satriyo dari PT Petrosida Gresik yang membahas ‘Inovasi Pengembangan Produk Pupuk Nano Silika Berbahan Baku Silika Biogenik dari Sekam Padi’ dan David Chrisnaldi Setiawan Ilot dari PT Karya Adyatma Sejahtera dengan topik ‘Pengembangan Rubber Foam dan Solid Soles Berbahan Silika Biogenik dari Sekam Padi dan Abu Boiler Kelapa Sawit’.

*1 dolar AS = 16.199 rupiah

Laporan: Redaksi

Tinggalkan Komentar

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Iklan