Jakarta (Indonesia Window) – Hasil riset Pusat Penelitian Laut Dalam (P2LD) Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) mencatat kondisi kesehatan dan tingkat tutupan karang di Basin Wetar dan Palung Timor KTI yang mencakup perairan Pulau Wetar, Leti dan Moa, Kabupaten Maluku Barat Daya, Provinsi Maluku, bervariasi antara 20,85 persen hingga 71,55 persen.
“Persentase tutupan komponen karang hidup di Basin Wetar dan Palung Timor KTI (Kawasan Timor Indonesia) berkisar antara 20,85 hingga 71,55 persen, dengan nilai rata-rata adalah 42,87 persen,” kata perekayasa (inovator) P2LD LIPI Daniel D Pelasula di Ambon, Jumat, menurut Kantor Berita Antara.
Dia menerangkan, Wetar, Leti dan Moa merupakan pulau yang berada di tengah Laut Banda, dan bagian dari kawasan Basin Wetar dan Palung Timor.
Faktor oseanografi perairan Laut Banda, seperti sirkulasi masa air, suhu, salinitas, pola arus dan tingkat kekeruhan, berdampak langsung terhadap pertumbuhan ekosistem terumbu karang di daerah ini.
Penelitian terkait ekosistem terumbu karang di kawasan tersebut oleh P2LD LIPI pada 2020, meliputi sekitar perairan Dusun Uhak dan Desa Lurang (Pulau Wetar), Desa Laitutun dan Batumiau (Pulau Leti), Desa Kaiwatu, Tiakur, Pati, Klis dan Toinawan (Pulau Moa).
Berdasarkan hasil analisa komponen mayor bentik, tutupan terumbu karang hidup tertinggi berada di Dusun Uhak dengan persentase tutupan mencapai 71,55 persen, kemudian Desa Lurang sebanyak 65,60 persen. Kondisi karang di dua wilayah tersebut termasuk dalam katagori baik.
Bentik adalah gambaran bagian lingkungan perairan yang dihuni oleh organisme yang hidup pada atau di dalam sedimen.
Untuk tutupan karang kategori sedang ditemukan di Desa Bumiatau dan Kaiwatu dengan persentase sebesar 37,87 persen, sedangkan di Tiakur, Pati, Toinawan dan Klis nilainya antara 20,85 persen dan 44,50 persen.
“Hasil pengamatan menunjukkan pada bagian rataan terumbu karang (reef flatness), hampir semua lokasi mengalami kerusakan, mengindikasikan zona ini mengalami tekanan yang cukup berat akibat aktivitas nelayan,” jelas Daniel.
Menurut dia, hasil analisa dari foto untuk mendapatkan nilai persentase tutupan, keragaman jenis, dan komposisi jenis karang dari sembilan lokasi penelitian, menunjukkan taksa karang hidup sebanyak 124 jenis dengan perbedaan jumlah kekayaan suku karang hidup berkisar antara 11-15 suku, dan perbedaan kekayaan marga antara 26-44.
Data tersebut menunjukkan jumlah jenis karang, genera (keluarga atau jenis) dan suku tertinggi berada di perairan Kaiwatu, yakni 124 jenis karang, 44 genera dan 15 suku karang.
Sementara itu, distribusi spesies karang hidup terendah berada di perairan Desa Pati sebanyak 60 jenis karang, sedangkan genera dan suku terendah ditemukan di perairan Desa Klis sebanyak 26 genera dengan 11 suku karang.
Daniel mengatakan, penelitian kondisi kesehatan terumbu karang di Basin Wetar dan Palung Timor KTI sangat menarik karena belum banyak informasi tersedia tentang hal ini.
Selain itu, lokasi terumbu karang cukup strategis karena berbatasan dengan Timor Leste dan Australia, imbuhnya.
Laporan: Redaksi