Efek musik pada tikus mungkin telah diabaikan sampai sekarang karena penelitian sebelumnya terutama dilakukan dengan menggunakan rekaman video, bukan sensor gerakan, membuat gerakan kecil hewan lebih sulit dideteksi.
Jakarta (Indonesia Window) – Mengangguk mengikuti musik yang menarik bukan hanya kebiasaan manusia, menurut para ilmuwan Jepang yang telah menemukan bahwa tikus juga bergerak mengikuti irama lagu Lady Gaga.
Para peneliti di University of Tokyo memainkan karya Mozart, Queen, dan lagu ‘Born This Way’-nya Lady Gaga pada tikus yang memakai sensor mini untuk mendeteksi gerakan terkecil sekalipun.
Mereka menemukan hewan pengerat memiliki kemampuan bawaan untuk menyinkronkan gerakan mereka dengan irama, yang sebelumnya diyakini sebagai keterampilan yang unik bagi manusia.
“Otak tikus dirancang untuk merespon musik dengan baik,” meskipun tubuh mereka hanya bergerak sedikit, kata profesor Hirokazu Takahashi, bagian dari tim yang melakukan penelitian tersebut.
“Kita semua percaya bahwa musik memiliki kekuatan magis, tapi kita tidak tahu apa-apa tentang mekanismenya,” katanya kepada AFP, Selasa (15/11). Jadi “kami ingin mengetahui koneksi suara seperti apa yang menarik bagi otak, tanpa pengaruh emosi atau ingatan.”
Untuk tikus, efek ‘bopping’ (bergoyang mengikuti irama lagu pop) paling menonjol untuk musik dalam kisaran 120-140 detak per menit – sama seperti manusia.
Hal ini membuat para ilmuwan berhipotesis bahwa itu bisa menjadi reaksi yang konsisten di berbagai spesies.
“Musik menggerakkan tubuh. Ini melampaui sistem pendengaran dan memengaruhi sistem motorik… kekuatan suaranya sangat bagus,” kata Takahashi.
Penelitian ini terutama berfokus pada Sonata for Two Pianos in D Major karya Mozart, K.448, yang dimainkan dalam empat tempo yang berbeda.
Tetapi para ilmuwan juga mencoba lagu ‘Born This Way’ dan ritme driving (teknik pertunjukan musik dengan tempo ditekan sambil mengintensifkan energi) dari ‘Another One Bites the Dust’ yang dibawakan oleh Queen, lagu yang dipilih oleh para mahasiswa Takahashi.
Tidak seperti hewan peliharaan lain seperti burung beo, yang terkenal dengan tiruan musik dan suara lainnya yang luar biasa, ini adalah pertama kalinya tikus dalam penelitian mendengarkan musik.
Efek musik pada tikus mungkin telah diabaikan sampai sekarang karena penelitian sebelumnya terutama dilakukan dengan menggunakan rekaman video, bukan sensor gerakan, membuat gerakan kecil hewan lebih sulit dideteksi, kata Takahashi.
Studi ini diterbitkan pekan lalu di jurnal Science Advances peer-review.
Di masa depan, Takahashi berkata dia ingin melampaui ritme dan mengeksplorasi efek melodi dan harmoni pada otak.
“Jika musik memiliki efek emosional, akan sangat menarik jika kita bisa sampai pada titik di mana kita bisa melihatnya pada hewan,” katanya.
Sumber: AFP
Laporan: Redaksi