Jakarta (Indonesia Window) – Untuk pertama kalinya, para peneliti berhasil mentransplantasikan telinga manusia yang dicetak dengan teknologi 3D—dibuat oleh perusahaan obat regeneratif 3DBio Therapeutics.
Proses awal operasi tersebut melibatkan biopsi untuk mengambil sel tulang rawan dari pasien.
Sel-sel tersebut kemudian dikultur, yang berarti pada dasarnya berkembang biak sampai ada cukup bahan. Lalu, sel-sel ini masuk ke 3DBio sebagai bio-ink, yakni bioprinter 3D (cetakan bio) untuk menghasilkan bentuk telinga.
Telinga luar terbuat dari sel pasien sendiri, sehingga kecil kemungkinannya untuk ditolak oleh tubuh. Ini adalah bagian dari uji klinis yang membentuk sel-sel tulang rawan menjadi bentuk dan ukuran yang cocok dengan telinga pasien yang lain.
Pencapaian menakjubkan ini dapat mengarah ke jaringan cetak 3D lainnya, bahkan untuk ‘mencetak’ organ.
Detail tentang teknologi ini masih langka untuk mempertahankan merek dagang perusahaan.
Setelah uji klinis selesai, perusahaan kemungkinan akan membagikan lebih banyak detail dalam jurnal medis.
Uji coba tersebut terdiri dari 11 orang, usia 6-25 tahun, yang memiliki mikrotia, yang menyebabkan telinga luar kurang berkembang atau hilang.
Perusahaan ini bertujuan mencetak jaringan manusia lainnya seperti hidung dan manset rotator dengan teknologi 3D, agar dapat ditransplantasikan, termasuk organ vital hati dan ginjal yang dibuat dari sel pasien sendiri.
3DBio Therapeutics
Perusahaan obat regeneratif lainnya juga membuat kemajuan di bidang ini, termasuk yang bertujuan untuk memproduksi organ secara massal melalui pencetakan 3D.
Astronot di Stasiun Luar Angkasa Internasional (ISS) baru-baru ini menguji perban yang terbuat dari kulit manusia yang dicetak secara biologis.
Di luar bidang medis, 3DBio Therapeutics juga meneliti aplikasi teknoloi ini pada kuliner. Beberapa kelompok 3D mencetak daging bebas penyembelihan atau pemotongan, termasuk daging ayam dan daging sapi Wagyu yang dibuat dari sel induk.
Sumber: https://nerdist.com/
Laporan: Redaksi