Pemerintah Thailand berencana mempercepat restrukturisasi utang secara menyeluruh, terutama untuk kredit rumah dan kendaraan bermotor, mengingat utang rumah tangga di negara Asia Tenggara itu diperkirakan mencapai lebih dari 90 persen dari produk domestik bruto (PDB) mereka.
Bangkok, Thailand (Xinhua/Indonesia Window) – Perdana Menteri (PM) baru Thailand Paetongtarn Shinawatra menyampaikan pernyataan kebijakan pemerintahannya kepada parlemen pada Kamis (11/9), dengan menguraikan sejumlah rencana segera untuk mengatasi berbagai tantangan ekonomi negara itu dengan fokus untuk mengurangi utang rumah tangga yang tinggi dan membuka potensi pertumbuhan.
Dalam pidatonya di hadapan Majelis Nasional, Paetongtarn mengatakan bahwa Pemerintah Thailand berencana mempercepat restrukturisasi utang secara menyeluruh, terutama untuk kredit rumah dan kendaraan bermotor, mengingat utang rumah tangga di negara Asia Tenggara itu diperkirakan mencapai lebih dari 90 persen dari produk domestik bruto (PDB) mereka.
Dengan utang rumah tangga di Thailand yang saat ini melampaui 16 triliun baht atau sekitar 474 miliar dolar AS dan kredit macet yang terus meningkat, Paetongtarn mengatakan inisiatif tersebut bertujuan untuk membantu para debitur, baik di dalam maupun di luar sistem keuangan formal.
Dia menyoroti komitmen pemerintah untuk melindungi pemilik usaha di Thailand, khususnya usaha kecil dan menengah (UKM), dari persaingan yang tidak adil dari platform daring asing. UKM, yang menyumbang sekitar 35 persen dari lapangan kerja dan PDB, juga akan diberikan bantuan keuangan untuk memperkuat peran penting mereka sebagai mesin pendorong ekonomi.
Menekankan perlunya membangun keyakinan dan mendorong belanja konsumen sekaligus meringankan beban keuangan dan menciptakan peluang kerja, PM baru itu mengatakan bahwa pemerintah akan mendorong janji kampanye andalannya, yaitu skema pemberian dompet digital, yang akan memprioritaskan kelompok-kelompok yang rentan dan meletakkan fondasi bagi ekonomi digital Thailand.
Paetongtarn menyatakan bahwa tanpa langkah-langkah keuangan dan fiskal untuk mendukung ekspansi ekonomi, pertumbuhan ekonomi negara kerajaan itu diperkirakan akan kurang dari 3 persen per tahun.
“Menjadi tantangan yang signifikan bagi pemerintah untuk segera memulihkan pertumbuhan ekonomi yang kuat,” ujarnya. “Kita harus mencari peluang-peluang baru untuk meningkatkan pendapatan di tingkat nasional maupun individu, baik melalui restrukturisasi ekonomi maupun pengembangan mesin pertumbuhan baru.”
Sesi parlemen selama dua hari tersebut, yang dijadwalkan berakhir pada Jumat (13/9), menandai dimulainya pemerintahan Paetongtarn secara resmi.
Paetongtarn (38), pemimpin Partai Pheu Thai sekaligus putri dari mantan PM Thaksin Shinawatra, terpilih sebagai PM termuda dan wanita kedua di Thailand usai memenangkan pemungutan suara di parlemen pada Agustus lalu.
*1 baht Thailand = 457 rupiah
**1 dolar AS = 15.421 rupiah
Laporan: Redaksi