Mantan presiden Ethiopia Mulatu Teshome mengungkapkan bahwa Pandangan terhadap Perdamaian dan Pembangunan di Tanduk Afrika yang diusulkan China untuk mendukung negara-negara kawasan tersebut dalam mengatasi tantangan keamanan, pembangunan, dan pemerintahan sangat diapresiasi.
Addis Ababa, Ethiopia (Xinhua) – Mantan presiden Ethiopia Mulatu Teshome mengungkapkan bahwa Pandangan terhadap Perdamaian dan Pembangunan di Tanduk Afrika yang diusulkan China untuk mendukung negara-negara kawasan tersebut dalam mengatasi tantangan keamanan, pembangunan, dan pemerintahan sangat diapresiasi.
“Langkah dan inisiatif yang diambil China sangat diapresiasi,” kata mantan presiden Ethiopia itu kepada Xinhua dalam sebuah wawancara baru-baru ini, seraya memuji peran fasilitator yang dipegang China untuk mewujudkan perdamaian dan stabilitas abadi di kawasan itu.
Konferensi Perdamaian, Tata Kelola yang Baik, dan Pembangunan Tanduk Afrika-China pertama diadakan di Addis Ababa, ibu kota Ethiopia, pada 20-21 Juni lalu. Konferensi perdamaian dan pembangunan regional tingkat tinggi itu mempertemukan para menteri dan pejabat senior pemerintah negara-negara Tanduk Afrika, yakni Ethiopia, Kenya, Sudan, Sudan Selatan, Somalia, Uganda, dan Djibouti, yang turut dihadiri Xue Bing, utusan khusus Kementerian Luar Negeri China untuk Urusan Tanduk Afrika.
“(Konferensi) ini adalah inisiatif China untuk mempertemukan negara-negara ini guna membicarakan dan membahas perdamaian dan keamanan di kawasan kami. Tentu saja negara-negara Afrika, terutama kawasan negara-negara anggota IGAD kami, harus memiliki agenda itu,” kata Teshome.
Otoritas Antarpemerintah untuk Pembangunan (Intergovernmental Authority on Development/IGAD) merupakan sebuah blok Afrika timur yang beranggotakan delapan negara, yaitu Ethiopia, Eritrea, Djibouti, Kenya, Somalia, Sudan, Sudan Selatan, dan Uganda.
Mantan presiden Ethiopia itu menekankan bahwa perdamaian dan stabilitas merupakan faktor penting bagi negara mana pun untuk berkembang. Dia juga menyebut pengalaman pembangunan damai China sebagai contoh utama.
“Kisah sukses China, pembangunan ekonomi yang berkelanjutan di China, dapat terwujud berkat fakta bahwa China memiliki kedamaian, (mereka) berdamai dengan diri sendiri dan damai dengan tetangganya,” ujar Teshome. “Kita membutuhkan masyarakat yang damai dan stabil. Tanpa adanya perdamaian dan stabilitas, kita tidak dapat memiliki investasi apa pun.”
Dia menambahkan bahwa negara-negara di Tanduk Afrika “yakin perdamaian dan stabilitas dibutuhkan” di kawasan itu, di mana upaya China memfasilitasi dan menyatukan negara-negara bertetangga untuk membahas perdamaian, keamanan, dan pembangunan “sangat penting.”
“Saya berharap China akan terus mendorong kawasan kami untuk membicarakan tentang perdamaian dan stabilitas. Jika Ethiopia dan para tetangganya damai, kami pun mendapat manfaat dari itu,” tambahnya.
Teshome menekankan bahwa hidup berdampingan secara damai menjadi pilar utama agar ada proyek pembangunan yang saling menguntungkan di antara negara-negara kawasan itu.
Para peserta yang menghadiri konferensi dua hari di Addis Ababa itu menutup pertemuan mereka dengan pernyataan bersama berisi 12 poin yang menyatakan bahwa para peserta melakukan diskusi secara mendalam tentang perdamaian, pembangunan, dan tata kelola regional dalam suasana persatuan, keterbukaan, pragmatisme, dan saling menghormati.
Teshome, yang menjabat sebagai presiden Ethiopia dari Oktober 2013 hingga 2018, melayani negara di bagian timur Afrika itu dalam beberapa kapasitas tingkat tinggi, termasuk sebagai duta besar Ethiopia untuk China.
Laporan: Redaksi