Jakarta (Indonesia Window) – Perubahan iklim global adalah masalah serius yang akan dihadapi dan mempengaruhi semua orang di dunia.
Karenanya, mengatasi kondisi tersebut merupakan kewajiban setiap orang dan negara dengan melakukan perbaikan dalam berbagai bidang kehidupan.
Namun, karena faktor politik internasional, Taiwan tidak dapat menjadi bagian dalam perjanjian UNFCCC (The United Nations Framework Convention on Climate Change) atau Konvensi Kerangka Kerja Tentang Perubahan Iklim Perserikatan Bangsa Bangsa, demikian pernyataan yang diterima di Jakarta, Ahad.
Meski demikian, Taiwan memiliki kemauan dan kemampuan nyata dalam memerangi perubahan iklim dengan negara lain di dalam kerangka UNFCCC.
Menteri Perlindungan Lingkungan Taiwan Chang Tzi-chin secara khusus menulis artikel tentang topik ini dan memperkenalkan upaya Taiwan dalam memerangi perubahan iklim.
Menteri Chang juga menyerukan negara-negara lain untuk mendukung partisipasi Taiwan dalam UNFCCC, dan menyertakan Taiwan ke dalam mekanisme pengurangan karbon global, negosiasi dan perjanjian Paris tentang perubahan iklim serta aktivitas terkait lainnya.
Dia menjelaskan bahwaTaiwan telah mengesahkan Undang-Undang Pengelolaan dan Pengurangan Gas Rumah Kaca, menyelesaikan Jaringan Aksi Nasional untuk Perubahan Iklim, Skema Upaya Pengurangan Gas Rumah Kaca, dan merumuskan Rencana Aksi Pengendalian Emisi Gas Rumah Kaca serta upaya penanganan lainnya.
Pada 2025, Taiwan diperkirakan akan mencapai tujuan 20 GW (gigawatt) untuk pembangkit listrik tenaga surya dan 6,9 GW (gigawatt) untuk pembangkit listrik tenaga angin.
Taiwan juga telah memperkuat insentif keuangannya untuk mendukung pengembangan industri teknologi energi hijau dan secara aktif mempromosikan Rencana Pelaksanaan Finansial Hijau.
Sementara itu, Perwakilan Kantor Ekonomi dan Perdagangan Taipei (TETO/ Taipei Economic and Trade Office), John Chen, mengatakan Konferensi UNFCCC ke-25 (COP 25) akan diadakan di Spanyol pada Desember tahun ini.
Karena faktor politik internasional, Taiwan hanya dapat menghadiri pertemuan tersebut sebagai pengamat Organisasi Non Pemerintah (LSM).
Bagi Taiwan dan dunia, pembatasan peran Taiwan adalah kerugian besar dalam upaya melawan perubahan iklim.
John Chen mengimbau Indonesia dan negara-negara lain agar tidak membatasi pandangan mereka pada pertimbangan politik, dan mendukung partisipasi Taiwan untuk berkontribusi secara professional dan pragmatis di UNFCCC dalam rangka memerangi perubahan iklim.
Laporan: Redaksi