Banner

Bogor, Jawa Barat (Indonesia Window) – Pada tahun 1989, sebuah tim di Badan Antariksa Amerika Serikat (NASA) melakukan penelitian tentang udara bersih untuk menyelidiki sifat penyaringan alami dari tanaman hidup.

Penelitian tersebut adalah tanggapan terhadap ‘sindrom bangunan’, seperti yang kemudian diketahui hingga akhir abad ke-20. Dalam kurun waktu itu, pertukaran udara segar di gedung-gedung dikorbankan demi mengurangi penggunaan energi yang dapat menurunkan biaya pemanasan dan pendinginan gedung, menyebabkan interior bangunan super terisolasi atau sangat kedap udara.

Kondisi tersebut menyebabkan peningkatan penularan berbagai penyakit karena kurangnya ventilasi alami dan udara segar.

Pada saat yang sama, era itu juga mengalami penggunaan bahan bangunan sintetis yang secara bertahap mengeluarkan ‘gas buang’ yang berbahaya.

Tim peneliti NASA menyimpulkan bahwa selain menggunakan bahan bangunan yang lebih aman dan minimalisasi ventilasi mekanis, udara dalam ruangan berpolusi dapat sangat dikurangi dengan sistem pendukung dari tanaman hidup.

Banner

Studi udara bersih NASA menyimpulkan bahwa tanaman tertentu dapat bertindak sebagai filter udara alami untuk menghilangkan polutan udara organik, seperti benzena, formaldehida, dan trikloretilen (TCE).

Penelitian yang berlangsung selama dua tahun tersebut dilakukan dengan menempatkan tanaman di ruang udara tertutup dan tercemar bahan kimia konsentrasi tinggi.

Para peneliti kemudian mencatat persentase bahan kimia yang telah dikeluarkan dari ruang tertutup setelah periode 24 jam.

Studi ini menyoroti bagaimana daun, akar, tanah, dan mikroorganisme tanaman mengurangi polutan udara dalam ruangan. Para peneliti menemukan bahwa zona akar tanaman memainkan peran terbesar. Ini artinya, bagi tanaman dalam ruangan, semakin banyak akar tanaman dan area tanah yang terpapar udara, semakin baik tanaman tersebut memurnikan udara. Dengan kata lain, pot atau wadah yang lebih besar dengan permukaan tanah yang lebih besar lebih baik daripada yang lebih kecil.

Penelitian NASA juga menggabungkan tanaman dengan filter karbon aktif yang memurnikan volume besar udara yang tercemar, sehingga mempercepat proses pembersihan udara.

Di luar angkasa, tidak ada langit untuk menciptakan cahaya sekitar, sehingga semua tanaman yang termasuk dalam Studi Udara Bersih NASA membutuhkan cahaya rendah untuk tumbuh.

Banner

Dengan demikian, Anda tidak memerlukan ruangan dengan jendela besar yang cerah untuk tanaman tersebut. Cukup letakkan tanaman hias di semua ruangan, bahkan di kamar mandi.

Berikut ini adalah daftar tanaman yang disarankan oleh NASA untuk membersihkan udara dalam ruangan.

  1. Pohon palem bambu (Chamaedorea seifritzii)

Dengan perawatan rendah yang menyaring benzena, formaldehida, dan TCE, tanaman ini juga ramah terhadap hewan peliharaan.

  1. Tanaman jagung (Dracaena deremensis)

Tanaman hias yang tinggi ini mampu menghilangkan benzena dan formaldehida.

  1. Chinese Evergreen (Aglaonema modestum)

Tanaman yang tumbuh lambat dengan banyak variasi warna ini dapat mengurangi tingkat benzena dan formaldehida di udara.

  1. Pohon naga (dracaena Marginata)

Tanaman ini keras seperti pohon palem dan bisa menyaring benzena, formaldehida, dan TCE.

Banner
  1. Ivy Inggris (Hedera helix)

Tanaman ini cocok di tanam dalam keranjang gantung, dan mampu membersihkan ruangan dari benzena, formaldehida, dan TCE.

  1. Gerbera aster (Gerbera jamesonii)

Agar dapat berbunga, gerbera aster membutuhkan sinar matahari yang cerah selama beberapa jam, idealnya pada pagi hari guna mengoptialkan kemampuannya mengurangi tingkat benzena, formaldehida, dan TCE di udara.

  1. Sirih gading (Scindapsus aureus)

Tanaman merambat ini sangat mudah tumbuh dan bermanfaat untuk menyaring benzena, formaldehida, dan TCE.

  1. Tanaman laba-laba (Chlorophytum elatum)

Tanaman gantung ini sangat populer dan baik untuk menghilangkan formaldehida, serta tidak beracun bagi hewan peliharaan.

  1. Lidah mertua (Sansevieria trifasciata)

Jenis sukulen yang keras ini mampu menyaring benzena, formaldehida, dan TCE.

  1. Lili perdamaian (Spathiphyllum)

Tanaman ini paling terkenal di antara tanaman pemurni udara lainnya, berfungsi mengurangi tingkat benzena, formaldehida, dan TCE.

Banner
  1. Bunga aster (Krisan X Morifolium)

Juga dikenal sebagai bunga aster, membutuhkan sinar matahari langsung untuk mekar dan mengoptimalkannya menyaring benzena, formaldehida, dan TCE.

  1. Ara menangis (Ficus benjamina)

Salah satu pembersih udara yang lebih tinggi, ficus menghilangkan formaldehida.

Jika Anda ingin meramaikan ruangan di rumah dengan tanaman hias, NASA merekomendasikan satu tanaman setiap 100 kaki persegi atau sekitar 9,2 meter persegi.

Dengan demikian, di rumah berukuran sekitar 1.800 kaki persegi (kira-kira 167 meter persegi), NASA merekomendasikan 15-18 tanaman hias.

Namun, jumlah pastinya tergantung pada tanaman apa yang Anda pilih. Anda akan membutuhkan lebih sedikit tanaman jika ukurannya lebih besar dan lebih efisien dalam mengurangi racun.

Sumber: https://www.designboom.com/; https://food52.com/; https://bloominghaus.com/

Banner

Laporan: Redaksi

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Banner

Iklan