Banner

Berkat teknologi tinggi, peneliti berhasil hitung emisi karbon global dari pembakaran biomassa

Foto dari udara yang diabadikan pada 5 Juli 2024 ini menunjukkan kawasan Pantanal yang dilanda kebakaran hutan di Corumba, Mato Grosso do Sul, Brasil. (Xinhua/Lucio Tavora)

Menghitung emisi karbon dari open biomass burning (OBB) secara akurat sangat penting untuk memahami siklus karbon ekosistem terestrial dan penting untuk menentukan keseimbangan anggaran karbon pada skala global maupun regional.

 

Beijing, China (Xinhua/Indonesia Window) – Sebuah tim peneliti asal China berhasil menggunakan data pemantauan titik api global dari satelit Fengyun-3D milik negara tersebut untuk menghitung emisi karbon global dari pembakaran biomassa terbuka (open biomass burning/OBB) dan mengembangkan inventaris emisi OBB harian beresolusi tinggi global.

Studi yang dilakukan oleh para peneliti dari Institut Penelitian Informasi Antariksa (Aerospace Information Research Institute/AIR) di bawah Akademi Ilmu Pengetahuan China tersebut dipublikasikan dalam jurnal Earth System Science Data.

OBB, yang dicirikan oleh sifat periodiknya, keacakan, banyak sumber, dampak yang luas, dan tantangan dalam pemantauan, merupakan sumber utama emisi karbon global, termasuk kebakaran hutan, kebakaran padang rumput, kebakaran semak belukar, dan pembakaran sisa tanaman.

Menghitung emisi karbon dari OBB secara akurat sangat penting untuk memahami siklus karbon ekosistem terestrial dan penting untuk menentukan keseimbangan anggaran karbon pada skala global maupun regional.

Selain itu, emisi karbon dari OBB merupakan input utama untuk model transportasi kimia atmosferis. Inventarisasi emisi yang akurat dan andal meningkatkan ketepatan model-model ini.

Oleh karena itu, menghitung emisi karbon OBB secara ilmiah dan efektif sangat penting untuk memahami siklus karbon terestrial dan konsentrasi karbon atmosferis.

Studi ini menghitung estimasi rata-rata global emisi karbon OBB tahunan dari berbagai kawasan dan jenis kebakaran selama 2020 dan 2022. Afrika Selatan didapati sebagai sumber utama emisi karbon OBB global yang mencapai 850 juta ton per tahun, diikuti oleh Amerika Selatan bagian selatan, Afrika utara, dan Asia Tenggara, yang emisinya masing-masing mencapai 530 juta, 390 juta, dan 200 juta ton per tahun.

Kontribusi masing-masing jenis kebakaran terhadap emisi karbon OBB global juga dihitung. Kebakaran padang rumput sabana ditemukan sebagai sumber utama, yang berkontribusi rata-rata 1,21 miliar ton karbon per tahun, menyumbang 46,7 persen dari total global. Diikuti oleh kebakaran semak belukar dan kebakaran hutan tropis, yang masing-masing menyumbang 33 persen dan 12,1 persen.

Uraian terperinci ini tidak hanya menyoroti dampak spesifik dari berbagai jenis kebakaran terhadap emisi karbon, tetapi juga menekankan perlunya langkah-langkah pengendalian tertarget untuk setiap jenis kebakaran.

“Studi ini menyajikan metode baru untuk menghitung secara tepat bagaimana emisi OBB global memengaruhi kadar karbon dioksida atmosferis,” ujar Shi Yusheng, penulis korespondensi studi tersebut.

Shi menambahkan bahwa studi ini juga memberikan bukti ilmiah penting untuk mengelola OBB dan menawarkan panduan penting guna menerapkan kebijakan lingkungan yang berfokus pada pengelolaan ekologi dan pengurangan karbon terkoordinasi.

Laporan: Redaksi

Tinggalkan Komentar

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Iklan