Empat mediator gencatan senjata Gaza serukan penyelesaian perselisihan melalui negosiasi
Mediator kesepakatan gencatan senjata Gaza yang belum lama ini dicapai bersama-sama menyerukan penyelesaian perselisihan di masa mendatang di Timur Tengah melalui interaksi diplomatik dan negosiasi.
Washington, Amerika Serikat (Xinhua/Indonesia Window) – Pada Senin (13/10), empat mediator untuk kesepakatan gencatan senjata Gaza yang belum lama ini dicapai bersama-sama menyerukan penyelesaian perselisihan di masa mendatang di Timur Tengah melalui interaksi diplomatik dan negosiasi, demikian menurut pernyataan bersama yang dirilis oleh Gedung Putih.
Presiden Mesir Abdel Fattah al-Sisi, Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump, Presiden Turkiye Recep Tayyip Erdogan, dan Emir Qatar Sheikh Tamim bin Hamad Al Thani menandatangani sebuah dokumen untuk mendukung kesepakatan gencatan senjata Gaza dalam konferensi tingkat tinggi (KTT) di Sharm el-Sheikh, Mesir, pada Senin.
“Kami dengan ini berkomitmen untuk menyelesaikan perselisihan di masa mendatang melalui interaksi diplomatik dan negosiasi, alih-alih melalui kekerasan atau konflik berkepanjangan,” ungkap mereka dalam pernyataan tersebut.
“Kami mengakui Timur Tengah tidak dapat bertahan dalam siklus peperangan yang berkepanjangan, negosiasi yang terhambat, atau penerapan secara terpisah, tidak lengkap, atau selektif atas persyaratan yang berhasil dinegosiasikan,” demikian bunyi pernyataan tersebut.
“Kami memahami bahwa perdamaian abadi adalah perdamaian di mana baik rakyat Palestina maupun rakyat Israel dapat sejahtera dengan hak asasi manusia fundamental mereka dilindungi, keamanan mereka terjamin, dan martabat mereka dijunjung tinggi,” lanjut pernyataan itu.
KTT tersebut, yang diketuai bersama oleh Mesir dan AS, dihadiri oleh para pemimpin dari 20 lebih negara serta organisasi regional dan internasional, meskipun tanpa kehadiran Israel atau Hamas.
Dalam KTT tersebut, al-Sisi menegaskan kembali dukungannya terhadap pelaksanaan rencana gencatan senjata Gaza, menekankan bahwa kesepakatan itu harus “diperkuat dan semua tahapannya harus dilaksanakan, yang mengarah pada terwujudnya solusi dua negara.”
Tahap pertama rencana tersebut meliputi penarikan pasukan Israel dari Gaza City, Rafah, Khan Younis, dan wilayah utara; pertukaran sandera dan tahanan; serta pembukaan akses lima perlintasan perbatasan untuk bantuan kemanusiaan ke Gaza.
Sebelumnya pada Senin yang sama, Hamas mengumumkan pihaknya telah membebaskan seluruh 20 sandera yang masih hidup yang ditahan dalam serangan di Israel selatan pada 7 Oktober 2023. Sementara itu, otoritas Israel telah mulai membebaskan hampir 2.000 tahanan Palestina sebagai bagian dari kesepakatan pertukaran tersebut.
Lebih dari dua tahun operasi militer Israel telah menghancurkan Gaza, menewaskan lebih dari 67.000 orang dan memicu bencana kelaparan, menurut otoritas kesehatan Gaza dan para pakar pangan yang didukung PBB.
Laporan: Redaksi

.jpg)








