Krisis Ukraina justru akan semakin panjang dengan negara-negara Barat terus-menerus mempersenjatai Kiev, menyebabkan Eropa menghadapi krisis energi skala besar, sementara Amerika Serikat diuntungkan dengan menjual gas alam cairnya ke pasar Eropa dengan harga yang jauh lebih tinggi.
Istanbul, Turkiye (Xinhua) – Dengan terus-menerus mempersenjatai Kiev, negara-negara Barat justru memicu perpanjangan krisis Ukraina, saat Amerika Serikat (AS) menjadi pihak yang paling diuntungkan, kata seorang mantan diplomat Turkiye sekaligus analis kebijakan luar negeri.
Memperpanjang konflik ini khususnya akan menguntungkan pihak Amerika yang mengambil sikap berbeda dari benua Eropa, kata Gulru Gezer.
Blok Eropa sangat terdampak oleh sanksi yang dijatuhkan terhadap Rusia setelah pecahnya konflik, yang berujung pada krisis energi berkepanjangan akibat kelangkaan gas dan tingginya harga energi.
“Sementara benua Eropa menghadapi krisis energi skala besar, sekali lagi, secara ekonomi, Amerika Serikat diuntungkan dari perang ini dengan menjual gas alam cairnya ke pasar Eropa dengan harga yang jauh lebih tinggi,” kata Gezer.
Analis tersebut mencatat bahwa isu ini menyebabkan keretakan antara negara-negara Eropa dan Amerika.
“Ada suara-suara tertentu di Eropa dan di seluruh dunia yang menyatakan pentingnya untuk terlibat kembali dengan Rusia, dan saya setuju dengan hal itu karena, pada akhirnya, ketika (konflik) berakhir, harus ada komunikasi terbuka.”
Gezer meyakini bahwa semua negara yang bertanggung jawab dan tak menginginkan krisis ini terus berkepanjangan harus bantu menjaga saluran dialog tetap terbuka.
Ankara memediasi peluncuran Inisiatif Biji-bijian Laut Hitam yang ditandatangani oleh Rusia dan Ukraina pada Juli 2022 lalu untuk mengirim biji-bijian, bahan pangan, dan pupuk Ukraina dengan aman ke pasar internasional di bawah pengawasan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).
“Semakin cepat, semakin bagus untuk mendorong kedua belah pihak kembali ke meja perundingan,” kata Gezer, sembari menyoroti jumlah tentara dan warga sipil yang tewas akibat konflik yang terus berkecamuk setiap hari.
Laporan: Redaksi