Kawasan lindung dan konservasi alam China merupakan yang terbanyak kedua dalam Daftar Hijau (Green List) Uni Internasional untuk Konservasi Alam (IUCN), per Desember 2022, dengan total 77 lokasi.
Montreal, Kanada (Xinhua) – China memberikan salah satu kontribusi global terbesar untuk perlindungan alam, demikian disampaikan oleh seorang perwakilan senior dari Uni Internasional untuk Konservasi Alam (International Union for Conservation of Nature/IUCN) kepada Xinhua baru-baru ini dalam gelaran bagian kedua dari pertemuan ke-15 Konferensi Para Pihak Konvensi Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) tentang Keanekaragaman Hayati (COP15).
“Untuk konservasi alam, China memenangkan Piala Dunia,” kata James Hardcastle, kepala tim kawasan lindung dan konservasi IUCN.
Negara-negara di seluruh dunia dapat mencontoh keahlian dan pengalaman China di bidang ini, kata Hardcastle kepada Xinhua di sela-sela acara yang digelar untuk menandai penambahan 16 kawasan lindung baru ke “Daftar Hijau” organisasi antarpemerintah itu.
Daftar Hijau IUCN menjadi penghargaan atas keberhasilan konservasi alam di seluruh dunia. Per Desember 2022, China memiliki jumlah kawasan lindung dan konservasi terbanyak kedua di dalam daftar itu, dengan total 77 lokasi. Sebelas dari 16 lokasi yang baru terdaftar atau didaftarkan kembali yang diumumkan pada Sabtu (10/12) berada di China, termasuk Taman Nasional Qianjiangyuan di Provinsi Zhejiang, China timur, dan Kawasan Wisata Huangguoshu yang terkenal di Provinsi Guizhou, China barat daya.
“Saya telah bekerja sama dengan mitra dan kolega China selama lebih dari 20 tahun, dan saya tahu betapa indahnya China, betapa kayanya keanekaragaman hayati China, dan betapa pentingnya konservasi alam di China bagi peradaban ekologis, bagi pembangunan berkelanjutan, bagi semua landasan penting kesuksesan, kesehatan, dan kesejahteraan,” ujarnya.
Menyampaikan betapa China telah berinvestasi di ribuan kawasan lindung, Hardcastle mengatakan bahwa dengan “orang-orang yang bekerja secara kontinu setiap hari untuk memulihkan, melindungi, dan mengelola” kawasan-kawasan tersebut, China telah mengumpulkan banyak sekali pengalaman.
Hardcastle membuat daftar tiga bidang utama di mana China memimpin dalam perlindungan dan konservasi alam, yakni manajemen pengunjung, penggunaan teknologi seperti pemantauan akustik dan perangkap kamera, serta kapasitas penelitian ilmiah di kawasan-kawasan lindung tersebut.
Hardcastle juga membagikan pengalamannya ketika mengunjungi Gunung Huangshan, yang termasuk ke dalam Daftar Hijau IUCN sekaligus merupakan situs Warisan Dunia Organisasi Pendidikan, Keilmuan, dan Kebudayaan PBB (UNESCO).
Gunung Huangshan sangat tertata dan dikelola dengan baik, aman, serta nyaman, kata Hardcastle, seraya menambahkan bahwa “dampak terhadap lingkungan diminimalkan.”
“Kita hanya dapat mendukung, bekerja sama, membantu, dan belajar dari China tentang cara negara itu mengelola alam, kawasan konservasi, taman nasional, cagar alam, dan sebagainya,” imbuhnya.
Laporan: Redaksi