Jakarta (Indonesia Window) – Tim ilmuwan China mengatakan mereka telah menemukan jenis baru nimfa serangga dalam batu ambar/amber (resin pohon yang memfosil) dari pertengahan Zaman Kapur yang menunjukkan fenomena mimikri semut paling awal sekitar 100 juta tahun yang lalu.
Penemuan yang memperluas cakupan geologis dari fenomena sekitar 50 juta tahun itu disampaikan pada Senin (17/1).
Tim peneliti dari Institut Geologi dan Paleontologi Nanjing di bawah naungan Akademi Ilmu Pengetahuan China menemukan belasan nimfa alienopterid yang menyerupai semut dari 100 lebih fosil yang ditemukan di China, Amerika Serikat, Jerman, Slovakia, dan beberapa negara lainnya.
“Larva dalam fosil tersebut memiliki panjang 3 sampai 5 milimeter dan memiliki bagian perut yang tipis, menyerupai semut. Antena dan kaki mereka juga sangat mirip dengan semut primitif,” kata Wang Bo, yang memimpin penelitian itu.
Menariknya, serangga itu mengubah target kamuflasenya ketika dewasa. Tim Wang mengonfirmasi mimikri tawon pada alienopterid dewasa.
“Begitu alienopterid dewasa memiliki sayap, mereka tidak bisa lagi memainkan peran semut tanpa sayap, jadi mereka mulai ‘meniru’ tawon,” kata Wang.
Nimfa dan imago (stadium dewasa sesudah metamorfosis) alienopterid dari pertengahan Zaman Kapur meniru model serangga hymenoptera yang sama sekali berbeda, dan karena itu mungkin menyediakan data fosil pertama mimikri transformasional, kata tim tersebut.
Myrmecomorphy atau mimikri semut adalah fenomena di mana beberapa hewan meniru semut secara morfologi dan perilaku, dan termasuk dalam jenis perilaku antropomorfik khusus, yang tersebar luas di alam, papar Wang.
“Namun, seekor binatang yang mengubah mimikrinya ketika tumbuh dewasa belum pernah terlihat dalam fosil sebelumnya. Mimikri transformasional dapat membantu hewan itu menakuti predator dan melindungi diri,” kata Wang.
Studi ini dipublikasikan di Earth-Science Review pada 30 Desember 2021.
Sumber: Xinhua
Laporan: Redaksi