Jakarta (Indonesia Window) – Vaksin melawan COVID-19 buatan Rusia, Sputnik V, baru-baru ini diklaim menghasilkan respons antibodi yang kuat terhadap varian Omicron dari infeksi COVID-19, dan diperkuat oleh penguat Sputnik Light.
Klaim tersebut disimpulkan dari studi oleh Institut Spallanzani di Italia yang sejalan dengan hasil penelitian terbaru oleh Pusat Epidemiologi dan Mikrobiologi Nasional Gamaleya.
Pusat Nasional Gamaleya pada Rabu (25/5) mengumumkan bahwa Institut Spallanzani telah menerbitkan sebuah penelitian yang mengatakan bahwa vaksin virus corona Sputnik V Rusia menawarkan perlindungan yang lebih kuat terhadap Omicron daripada dua dosis vaksin Pfizer.
Dilakukan oleh tim peneliti gabungan Italia-Rusia yang mewakili Institut Spallanzani dan Pusat Gamaleya, penelitian tersebut menunjukkan bahwa Sputnik V membentuk titer antibodi penetral virus Omicron yang lebih tinggi daripada dua dosis vaksin Pfizer, dengan angka total 2,1 kali lebih tinggi dan 2,6 kali lebih tinggi dalam tiga bulan setelah vaksinasi.
Selain itu, penelitian telah menunjukkan bahwa Sputnik V menetralkan varian Omicron dengan menginduksi respons antibodi kuat yang terkait dengan perlindungan tingkat tinggi.
Di antara kuartil teratas individu dengan antibodi IgG spesifik RBD tinggi, 100 persen dari mereka yang divaksinasi dengan Sputnik V mampu menetralkan varian Omicron terhadap 83,3 persen individu yang divaksinasi dengan Pfizer.
Mempertimbangkan semua sampel, 74,2 persen dari mereka yang divaksinasi dengan Sputnik V mampu menetralkan Omicron dibandingkan 56,9 persen dari mereka yang divaksinasi dengan Pfizer.
Penulis penelitian telah menjelaskan alasan mengapa Sputnik V lebih kuat dalam memproduksi antibodi penawar virus terhadap Omicron. Hal tersebut karena vaksin buatan Rusia ini mengembangkan kumpulan antibodi yang lebih luas untuk berbagai epitop (bagian dari protein asing yang mampu merangsang respons imun) daripada vaksin Pfizer. Sputnik V memiliki skema vaksinasi prime-boost heterolog dengan meniru platform vaksin adenoviral.
Studi oleh Institut Spallanzani itu muncul setelah hasil dari penelitian laboratorium terbaru Pusat Gamaleya diterbitkan di MedRxiv, yang menunjukkan bahwa Sputnik V menginduksi respons antibodi penetral yang kuat terhadap varian omicron, yang selanjutnya diperkuat oleh penguat Sputnik Light.
Menurut beberapa penelitian, Sputnik Light dapat digunakan dengan aman sebagai booster universal untuk vaksin lain berkat konfigurasi optimal platform adenoviral vaksin Sputnik yang memberikan perlindungan lebih baik terhadap Omicron dan mutasi lainnya.
Sputnik V, diresmikan oleh Rusia pada Agustus 2020, telah disahkan di 71 negara dengan total populasi lebih dari 4 miliar orang, sedangkan Sputnik Light telah disahkan di lebih dari 30 negara.
Sumber: Sputniknews
Laporan: Redaksi