Jakarta (Indonesia Window) – Lebih dari 100 pasien terinfeksi COVID-19 telah dirawat dengan plasma darah dari mereka yang telah pulih dari penyakit mematikan tersebut, kata Kementerian Kesehatan Saudi, Jumat (3/7) seperti dikutip dari Arab News.
Inisiatif perawatan tersebut merupakan bagian dari studi yang melibatkan beberapa pusat penelitian di Arab Saudi dengan 512 donor dari Riyadh, Provinsi Bagian Timur, Jeddah dan Madinah.
Kementerian mengatakan bahwa plasma darah mengandung antibodi yang membantu tubuh untuk pulih. Ketika seorang pasien pulih, plasmanya dapat digunakan pada orang yang terinfeksi untuk membentuk pertahanan terhadap virus.
Plasma darah adalah bagian besar dari darah (55 persen) berupa cairan berwarna kekuningan yang bertugas membawa sel darah dan berbagai nutrisi penting yang menunjang kesehatan tubuh.
Plasma darah tersusun atas 92 persen air, sementara 8 persen adalah bahan-bahan penting seperti protein, glukosa, imunoglobulin, dan elektrolit.
Pengobatan plasma darah telah digunakan sebelumnya di China dan beberapa negara lainnya, tetapi tingkat kemanjurannya belum diuji melalui studi klinis yang terdokumentasi.
Arab Saudi menyetujui inisiatif itu pada awal April dan sebuah tim dikumpulkan dari kementerian, Rumah Sakit Garda Nasional, Rumah Sakit Spesialis Raja Faisal, Rumah Sakit Angkatan Bersenjata, rumah sakit universitas, Pusat Pelayanan Kesehatan Johns Hopkins Aramco, serta dari sektor swasta.
Kementerian menegaskan bahwa tim peneliti bekerja keras guna memperluas ruang lingkup inisiatif dan meluncurkannya di seluruh Arab Saudi dengan mengundang donor melalui Twitter, surat elektronik, dan telepon.
Sampai saat ini situs web resmi telah dikunjungi 14.000 orang baik dari dalam dan luar Kerajaan.
Pemeriksaan awal antibodi plasma, riwayat kesehatan, tanda-tanda vital dan diagnosis pasien terinfeksi dilakukan sebelum pengobatan dimulai.
Laporan: Redaksi