Chad umumkan penarikan penuh pasukan Prancis

Chad mengumumkan berakhirnya perjanjian kerja sama keamanan dan pertahanan dengan Prancis. Pada 10 Desember, beberapa pasukan Prancis mulai meninggalkan Chad.
N’djamena, Chad (Xinhua/Indonesia Window) – Chad pada Kamis (30/1) mengumumkan penarikan penuh pasukan Prancis dari negara di Afrika Tengah tersebut.
“Ketiga pangkalan pasukan Prancis di Chad telah diserahkan kepada tentara nasional Chad,” kata Juru Bicara (Jubir) Angkatan Darat Chad Chanane Issakha Acheikh dalam sebuah pernyataan. “Pangkalan terakhir baru saja diserahkan hari ini.”

“Penyerahan Pangkalan Sersan Adji Kossei di N’Djamena secara definitif mengakhiri kehadiran pasukan Prancis di Chad,” kata sang jubir.
Pada November 2024, Chad mengumumkan berakhirnya perjanjian kerja sama keamanan dan pertahanan dengan Prancis. Pada 10 Desember, beberapa pasukan Prancis mulai meninggalkan Chad.
Pada 31 Desember 2024, Presiden Chad Mahamat Idriss Deby Itno mengumumkan penarikan definitif pasukan Prancis dari negara itu paling lambat pada 31 Januari 205.
Siaran pers yang dikeluarkan oleh pemerintah Chad pada Desember tahun lalu menekankan bahwa pemutusan perjanjian kerja sama militer tersebut bukanlah pemutusan hubungan diplomatik dan bahwa N’Djamena akan menghormati ketentuan yang ditetapkan untuk pemutusan perjanjian itu. Oleh karena itu, Chad membuka pintu untuk ‘dialog’ guna mengeksplorasi bentuk-bentuk kemitraan baru dengan Prancis. Ini adalah titik balik historis dalam sejarah panjang ketergantungan bersama yang ditandai oleh kehadiran militer Prancis selama satu abad di Chad, dengan negara Afrika tersebut telah mengalami jumlah operasi militer Prancis yang paling signifikan di wilayahnya.
Pemutusan kerja sama itu merupakan pukulan baru bagi diplomasi internasional Prancis di benua Afrika, yang telah menyebabkan pengusiran pasukan Prancis dalam beberapa tahun terakhir dari Mali, Niger, Burkina Faso, Senegal – negara-negara Sahel, dan dari Republik Afrika Tengah.
Pilihan yang dibuat oleh Presiden Chad Mahamat Idriss Deby juga sangat politis, yang telah memperoleh poin dalam opini publik lokal, yang tidak positif terhadap kelanjutan kehadiran militer Prancis di negara tersebut.
Keputusan Presiden Chad tersebut bertepatan dengan langkah serupa yang diambil di Senegal, di mana presiden terpilih mengumumkan berakhirnya kehadiran militer Prancis di negaranya. Pada tanggal 28 November 2024, Presiden Senegal Basirou Diomaye Faye mengumumkan bahwa tidak akan ada lagi tentara Prancis di Senegal. Masih ada pertanyaan tentang jadwal dan bentuk kerja sama militer di masa depan antara kedua negara.
Laporan: Redaksi