Jakarta (Indonesia Window) – Cadangan devisa (valas) Indonesia naik ke rekor tertinggi baru pada Agustus yang berasal dari pengumpulan pajak, pinjaman luar negeri pemerintah dan pendapatan minyak dan gas, serta penguatan kemampuan Bank Indonesia dalam mengantisipasi volatilitas pasar di tengah pandemik COVID-19.
Cadangan devisa Indonesia naik tipis sebesar 137,0 miliar dolar AS pada Agustus dibandingkan Juli sebesar 135,1 miliar dolar AS, kata Kepala Departemen Komunikasi Bank Indonesia, Onny Widjanarko, di Jakarta, Senin.
Dia mengatakan cadangan devisa mampu mendukung ketahanan eksternal dan menjaga stabilitas makro prudensial dan sistem keuangan.
Cadangan devisa tersebut cukup untuk mendukung 9,4 bulan impor, serta 9,0 bulan impor dan pembayaran utang jangka pendek pemerintah, kata Onny.
Angka tersebut melebihi ambang batas internasional tiga bulan impor, katanya dalam sebuah pernyataan.
Kegiatan bisnis telah meningkat di ekonomi terbesar Asia Tenggara itu karena pemerintah telah melonggarkan pembatasan yang diterapkan untuk mengendalikan penularan COVID-19, dan memberlakukan kebijakan untuk mendukung dimulainya kembali sektor bisnis sejak Juni.
Sementara itu, kenaikan harga minyak dunia telah meningkatkan pendapatan Indonesia melalui pengiriman minyak dan gas ke luar negeri, yang sebagian berkontribusi pada ekspor bersih yang tercatat dalam beberapa bulan tahun ini.
Meskipun tekanan eksternal terhadap mata uang rupiah telah mereda akhir-akhir ini di tengah sinyal lemah yang panjang dari Bank Sentral AS, lonjakan penularan virus corona baru di beberapa negara baru-baru ini mungkin masih memberikan tekanan jika risiko pandemik memburuk di tanah air.
Laporan: Redaksi