Jakarta (Indonesia Window) – Arab Saudi melalui the Red Sea Development Co. (TRSDC), atau perusahaan proyek pengembangan Laut Merah, telah meresmikan fasilitas desalinasi (pemurnian air laut) pertama yang menggunakan energi matahari dan angin sebagai bagian dari upaya pelestarian lingkungan dengan membatasi emisi karbon.
Kepala staf di TRSDC Ahmed Ghazi Darwish mengatakan bahwa proyek tersebut diluncurkan bekerja sama dengan Source Global, PBC, yang berspesialisasi dalam air minum terbarukan.
Dia menambahkan, pabrik desalinasi bertenaga surya itu akan menjadi yang terbesar di dunia, dengan kapasitas produksi 2 juta botol air berukuran 330 mililiter per tahun.
Produksi sebanyak 300.000 botol per tahun akan dimulai di tahun-tahun mendatang.
Sebagai bagian dari model berkelanjutan, botol yang diproduksi dapat digunakan kembali dan akan digunakan untuk membantu mencapai netralitas karbon.
Selama tahap pertama pembangunan pabrik, para ahli memilih sebidang tanah yang ideal, dan 100 panel hidrogen ditempatkan setelah survei virtual dilakukan oleh spesialis sesuai dengan spesifikasi dan persyaratan fasilitas tersebut.
Selain itu, total 1.200 panel hidrogen akan ditambahkan selama tahap kedua dan ketiga pembangunan.
Darwish mengatakan, teknologi desalinasi yang digunakan TRSDC akan sepenuhnya bergantung pada energi matahari untuk menaikkan tingkat kondensasi di panel hidrogen guna menghasilkan air tawar berkualitas tinggi.
Kinerja panel akan dipantau melalui aplikasi pintar yang akan menunjukkan volume air yang dihasilkan, dampak lingkungan dari panel, dan peringatan pemeliharaan, imbuhnya.
Teknologi desalinasi sepenuhnya bersumber dari perusahaan Arab Saudi, dan sesuai dengan standar kualitas air lokal dan internasional, termasuk standar organisasi Dewan Kerja Sama Teluk (GCC), Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), Otoritas Makanan dan Obat-obatan Saudi (Saudi Food and Drug Authority), dan Kementerian Lingkungan, Air, Pertanian Arab Saudi.
Laporan: Redaksi