Banner

Arab Saudi dokumentasikan hadits autentik, hindari penyalahgunaan

Upaya besar sedang dilakukan untuk mendokumentasikan hadits Nabi ﷺ yang paling autentik untuk melindungi sunnah Rasulullah ﷺ dari penyalahgunaan ekstremis dan teroris. (Indonesia Window)

Bogor, Jawa Barat (Indonesia Window) – Putra Mahkota Arab Saudi Mohammad Bin Salman menyatakan bahwa upaya besar sedang dilakukan untuk mendokumentasikan hadits Nabi ﷺ yang paling autentik untuk melindungi sunnah Rasulullah ﷺ ini dari penyalahgunaan ekstremis dan teroris.

Hal tersebut disampaikannya dalam wawancara dengan majalah Amerika The Atlantic yang dirilis pada Kamis (3/3).

Banner

Dia menyebutkan bahwa masalah ini telah menjadi sumber utama perpecahan di dunia Muslim, antara Muslim ekstremis dan Muslim yang damai.

“Anda memiliki puluhan ribu hadits. Dan, Anda tahu, mayoritas besar, tidak otentik dan digunakan oleh banyak orang sebagai cara untuk membenarkan apa yang mereka lakukan. Misalnya, pengikut Al-Qaeda, pengikut ISIS, mereka menggunakan hadits yang sangat lemah, tidak terbukti kebenarannya, untuk menyebarkan ideologi mereka,” ujar putra mahkota yang juga dikenal dengan sebutan MBS.

“Jadi, sederhananya Tuhan dan Al-Quran menyuruh kita untuk mengikuti ajaran Nabi. Dan pada zaman Nabi, orang-orang menulis Al-Quran, dan menulis ajaran Nabi, namun Nabi memerintahkan agar ajarannya tidak ditulis untuk memastikan bahwa dasar utama tetap Al-Quran. Jadi ketika kita merujuk pada ajaran Nabi, kita harus sangat berhati-hati. Ini dikelompokkan dalam tiga kategori.”

Banner

“Pertama, apa yang disebut mutawatir. Ini berarti, beberapa orang mendengarnya dari Nabi, beberapa orang mendengar dari beberapa orang itu, beberapa orang mendengarnya dari (mereka) beberapa orang. Dan itu telah didokumentasikan. Itu hampir sangat kuat, dan kita harus mengikuti mereka. Hadits ini sedikit jumlahnya, sekitar 100 hadits,” jelas MBS.

“Kategori kedua adalah apa yang kita sebut sebagai hadits individual. Jadi, satu orang mendengarnya dari Nabi dan orang lain mendengarnya dari orang itu, sampai ke orang yang mendokumentasikannya. Atau beberapa orang mendengarnya dari Nabi, beberapa orang mendengarnya dari Nabi, dan satu orang mendengarnya dari beberapa orang itu. Jadi, jika ada tautan satu orang dalam silsilah hadis. Kami menyebutnya hadits satu orang. Jadi yang ini kita sebut ahad. Dan kalian harus mempelajari apakah itu benar, apakah itu sesuai dengan ajaran Al-Quran, apakah itu sesuai dengan ajaran mutawatir, dan apakah itu sesuai dengan kepentingan manusia. Dan berdasarkan itu, Anda menggunakannya atau tidak,” lanjutnya.

“Yang ketiga disebut khabar. Seseorang mendengarnya dari Nabi, dll, dll., Dan di antara tautannya ada beberapa yang tidak diketahui. Itulah puluhan ribu hadits, dan yang tidak boleh Anda gunakan sama sekali, kecuali dalam satu kasus, yakni jika Anda memiliki dua pilihan, dan keduanya sangat baik. Dan Anda dapat menggunakan hadits khabar itu dalam hal itu, asalkan itu untuk kepentingan orang banyak,” terang putra mahkota.

Banner

“Jadi itulah yang kami coba identifikasi dan publikasikan, untuk mendidik dunia Muslim tentang bagaimana Anda menggunakan hadits. Dan saya percaya itu akan membuat perbedaan besar. Ini membutuhkan waktu,” ujar MBS.

Selanjutnya, dia mengatakan bahwa upaya mendokumentasikan hadits yang otentik tersebut kini berada di tahap akhir.

“Saya pikir kami bisa menyelesaikannya, mungkin dua tahun dari hari ini,” kata putra mahkota.

Banner

Dia menegaskan bahwa tujuan dari upaya tersebut adalah mendokumentasikan hadits dengan cara yang benar.

“Karena ketika orang-orang membaca buku yang berbeda, mereka tidak memiliki pola pikir atau pengetahuan untuk melihat silsilah hadits dan membedakannya. Kami hanya menyatakannya secara sederhana bahwa ini (suatu hadits) terbukti,” kata MBS.

Laporan: Redaksi

Banner

Tinggalkan Komentar

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Iklan