Front dingin ekstrem yang berasal dari Siberia, Rusia, melanda wilayah yang luas di Mongolia, menyebabkan penurunan suhu dan membawa angin kencang serta badai salju.
Ulan Bator, Mongolia (Xinhua) – Suhu pada malam hari anjlok hingga minus 50 derajat Celsius di Zuungovi, sebuah subdivisi administratif di Provinsi Uvs, Mongolia barat, dari Selasa (19/12) hingga Rabu (20/12), menurut badan pemantau cuaca negara tersebut.
Angka tersebut menandai suhu terdingin di Mongolia pada musim dingin kali ini, ungkap Badan Nasional Meteorologi dan Pemantauan Lingkungan dalam sebuah pernyataan pada Rabu.
Sejak awal pekan lalu, front dingin (cold front) ekstrem yang berasal dari Siberia, Rusia, melanda wilayah yang luas di Mongolia, menyebabkan penurunan suhu dan membawa angin kencang serta badai salju.
Front dingin merupakan bagian terdepan dari massa udara yang lebih dingin, yang bergerak maju dan menggantikan massa udara yang lebih hangat (di permukaan tanah) dengan mengangkatnya saat melewatinya.
Front dingin tampak seperti gulungan awan gelap yang menggantung rendah, biasanya bergerak maju dengan kecepatan 30 hingga 80 km/jam. Ketika tiba di suatu wilayah, langit dengan cepat tertutup dan sinar matahari berkurang secara signifikan.
Gelombang dingin tersebut diperkirakan akan terus berlanjut hingga Jumat (22/12).
Menurut badan cuaca itu, pada 26 Desember 1966, suhu turun drastis hingga minus 55,6 derajat pada malam hari di Zuungovi, yang merupakan suhu paling dingin yang pernah tercatat dalam sejarah Mongolia.
Laporan: Redaksi