Banner

WWF: Dua pertiga populasi satwa liar dunia menurun sejak 1970

Orangutan. Organisasi lingkungan hidup internasional, WWF (World Wide Fund for Nature), menyatakan bahwa populasi global mamalia, burung, amfibi, reptil, dan ikan telah mengalami penurunan rata-rata dua pertiga dalam waktu kurang dari setengah abad karena kerusakan lingkungan. (Fabrizio Frigeni on Unsplash)

Jakarta (Indonesia Window) – Organisasi lingkungan hidup internasional, WWF (World Wide Fund for Nature), menyatakan bahwa populasi satwa liar dunia yang mencakup mamalia, burung, amfibi, reptil, dan ikan telah mengalami penurunan rata-rata dua pertiga dalam waktu kurang dari setengah abad karena kerusakan lingkungan.

Dalam laporan Living Planet Report WWF 2020 yang dirilis pada Kamis (10/9), WWF menyebutkan bahwa kerusakan lingkungan yang sama berkontribusi pada munculnya penyakit zoonosis (berasal dari hewan), seperti COVID-19.

Laporan tersebut berisi indeks planet Living Planet Index (LPI), yang dikeluarkan oleh Zoological Society of London (ZSL) atau Masyarakat Zoologi London, menunjukkan bahwa faktor-faktor yang diyakini dapat meningkatkan kerentanan planet terhadap pandemik, termasuk perubahan dan penggunaan lahan, serta perdagangan satwa liar, juga menjadi pemicu menurunnya 68 persen populasi spesies vertebrata global antara tahun 1970 dan 2016.

“The Living Planet Report 2020 menggarisbawahi bagaimana peningkatan kerusakan alam oleh umat manusia memiliki dampak bencana tidak hanya pada populasi satwa liar, tapi juga pada kesehatan manusia dan semua aspek kehidupan kita,” kata Direktur Jenderal WWF International, Marco Lambertini.

“Kami tidak dapat mengabaikan buktinya. Penurunan serius dalam populasi spesies satwa liar ini adalah indikator bahwa alam sedang terurai dan bahwa planet kita memancarkan tanda peringatan merah dari kegagalan sistem. Dari ikan di lautan dan sungai hingga lebah yang memainkan peran penting dalam produksi pertanian kita. Penurunan jumlah satwa liar berdampak langsung pada nutrisi, ketahanan pangan, dan mata pencaharian miliaran orang,” jelasnya.

Banner

Lambertini menambahkan, “Di tengah pandemik global, sekarang lebih penting dari sebelumnya untuk mengambil tindakan global yang belum pernah terjadi sebelumnya dan terkoordinasi untuk menghentikan dan mulai membalikkan hilangnya keanekaragaman hayati dan populasi satwa liar dunia pada akhir dekade ini, dan melindungi kesehatan dan mata pencaharian kita di masa depan. Kelangsungan hidup kita sendiri semakin bergantung padanya.”

The Living Planet Report 2020 menyajikan gambaran umum yang komprehensif tentang keadaan dunia kita melalui LPI yang disusun oleh lebih dari 125 ahli dari seluruh dunia.

Penyebab utama penurunan dramatis populasi spesies di darat yang diamati di LPI adalah hilangnya dan degradasi habitat, termasuk penggundulan hutan, yang didorong oleh aktivitas manusia dalam memperoleh makanan.

Laporan: Redaksi

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Banner

Iklan