Menilik penerapan konsep rendah karbon di WAFI 2024, mulai dari ‘plantable leaflet’ sampai makanan ‘plant-based’

Seorang pengunjung merekam bagian dari pabrik tanaman pintar yang ditampilkan dalam ajang World Agrifood Innovation Conference (WAFI) 2024 di Beijing, ibu kota China, pada 11 Oktober 2024. (Xinhua/Zhang Chenlin)

World Agrifood Innovation Conference (WAFI) 2024 yang sedang berlangsung di Beijing, ibu kota China, itu berfokus pada transisi rendah karbon dalam sistem agrifood melalui inovasi sains dan teknologi guna mengatasi perubahan iklim.

 

Beijing, China (Xinhua/Indonesia Window) – Pihak penyelenggara World Agrifood Innovation Conference (WAFI) 2024 yang sedang berlangsung di Beijing, ibu kota China, menerapkan keberlanjutan sembari menunjukkan dukungan terhadap transisi rendah karbon dalam sistem pertanian pangan (agrifood).

Dengan inisiatif yang unik, WAFI 2024 memperkenalkan plantable leaflet atau selebaran yang dapat ditanam yang terbuat dari sumber daya terbarukan dan mengandung benih tanaman. Para partisipan disarankan untuk merendam selebaran tersebut ke dalam air, menanamnya di tanah, dan merawatnya hingga bunganya mekar.

“Ini cara untuk mempromosikan penggunaan kembali limbah dan perlindungan lingkungan,” kata Xing Luting, seorang partisipan dari Pusat Layanan Ilmu dan Teknologi Pertanian Shanghai, yang membawa sepuluh selebaran untuk rekan-rekannya.

Material dalam konferensi umumnya hanya digunakan untuk waktu yang singkat, dan biasanya dibuang setelah satu kali pemakaian. Namun, kini material tersebut dapat dimanfaatkan dengan cara yang baru, tutur Ravindra Dekate, seorang partisipan dari India yang berfokus pada penggunaan kembali sampah.

Inisiatif ramah lingkungan dalam WAFI 2024 disambut baik oleh para partisipan dari berbagai negara. Para partisipan dapat menemukan berbagai kiat terkait praktik rendah karbon di konferensi tersebut, seperti menggunakan botol yang dapat dipakai kembali, memprioritaskan penggunaan transportasi umum, dan memilih dokumen digital.

Konferensi yang dibuka pada Jumat (11/10) tersebut dihadiri oleh sekitar 800 pakar dari 70 lebih negara dan kawasan di seluruh dunia. Konferensi itu berfokus pada transisi rendah karbon dalam sistem agrifood melalui inovasi sains dan teknologi guna mengatasi perubahan iklim.

“Kami berkomitmen pada model konferensi ramah lingkungan,” kata Fu Wenge, sekretaris jenderal dewan penasihat konferensi tersebut sekaligus profesor di Universitas Pertanian China (China Agricultural University/CAU).

World Agrifood Innovation Conference
Sejumlah pengunjung mempelajari teknik hidroponik dalam ajang World Agrifood Innovation Conference (WAFI) 2024 di Beijing, ibu kota China, pada 11 Oktober 2024. (Xinhua/Zhang Chenlin)

China sangat mendukung pembangunan yang ramah lingkungan dan berkelanjutan, sebagaimana ditegaskan oleh komitmennya untuk mencapai puncak emisi karbon per 2030 dan mencapai netralitas karbon per 2060. “Untuk mencapai target itu, praktik ramah lingkungan harus meresap ke semua aspek kehidupan dan pekerjaan, termasuk konferensi,” tegas Fu.

“Menggelar konferensi dengan konsep ramah lingkungan merupakan kesempatan yang baik untuk menunjukkan bagaimana China, sebagai negara dengan jumlah penduduk yang tinggi, menunjukkan filosofi rendah karbonnya melalui tindakan praktis,” imbuhnya.

WAFI 2024 juga menerapkan keberlanjutan dalam penyediaan makanan selama penyelengaraannya, dengan prasmanan yang menyajikan berbagai pilihan hidangan berbahan dasar tanaman. Sebagian besar alternatif daging yang disediakan disuplai oleh DeePro Technology, perusahaan teknologi pangan asal China. Perusahaan tersebut menghadirkan alternatif daging berprotein nabati yang dapat menggantikan 60 persen hingga 70 persen daging konvensional dalam sektor katering, dengan rasa dan tekstur yang sangat mirip dengan daging konvensional untuk beragam hidangan seperti daging sapi saus dan daging luncheon.

James Sharp, seorang partisipan dari Departemen Bisnis dan Perdagangan Inggris, mengapresiasi inisiatif tersebut. “Penyediaan yang dilakukan dalam konferensi itu sangat bermanfaat,” katanya, seraya menambahkan bahwa inisiatif itu adalah cara yang ampuh untuk menginspirasi perubahan di kalangan partisipan.

Zhang Wei, pendiri DeePro Technology, menyoroti berbagai manfaat dari protein nabati mereka, dan mengatakan bahwa produk makanan mereka dapat mengatasi krisis pangan dan mengurangi jejak emisi karbon dari peternakan hewan.

Selain itu, 90 persen makanan yang disajikan di konferensi tersebut berasal dari sumber-sumber lokal, yang meminimalkan jejak karbon yang disebabkan oleh transportasi, menurut Fu.

Kampanye lari rekreasi (recreational running) yang mengusung tema rendah karbon juga diadakan dalam WAFI 2024 pada Sabtu (12/10) guna mendorong para partisipan untuk menerapkan gaya hidup berkelanjutan serta berkomitmen terhadap opsi-opsi ramah lingkungan di kehidupan mereka. “Konsep kami untuk konferensi itu adalah untuk menjadi ramah lingkungan dalam segala aspek,” demikian Fu menekankan, seraya menggarisbawahi bahwa meningkatkan kesadaran tentang keberlanjutan adalah kunci untuk mencapai perubahan transformatif.

Dimulai pada 2023, WAFI bertekad untuk menjadi platform kelas dunia yang dapat memajukan inovasi agrifood global. Konferensi tersebut diselenggarakan bersama oleh pemerintah Distrik Pinggu di Beijing, Biro Pertanian dan Urusan Pedesaan Kota Beijing, CAU, serta Akademi Ilmu Pertanian China.

Laporan: Redaksi

Tinggalkan Komentar

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Iklan