Banner

Indonesia punya wisata nuklir di Bandung

Ilustrasi. Reaktor nuklir. (Lukáš Lehotský on Unsplash)

Jakarta (Indonesia Window) – Energi yang dihasilkan dari reaksi nuklir sungguh besar (1 gram uranium setara 2.000 kg batubara), menjadikannya sumber energi yang sangat ekonomis.

Namun, ada bahaya besar senantiasa mengintai jika reaktor nuklir mengalami kebocoran.

Bahan radioaktif yang terlepas ke lingkungan akan merusak tubuh yang terpapar dan dapat langsung membunuh sel, atau menyebabkan mutasi pada DNA. Jika mutasi tersebut tidak diperbaiki, sel-sel yang rusak berubah menjadi kanker.

Tapi fasilitas nuklir tak selalu seseram itu, bahkan bisa menjadi tujuan wisata seperti yang telah dikembangkan oleh Pusat Sains dan Teknologi Nuklir Terapan (PSTNT) Badan Tenaga Nuklir Nasional (BATAN) di Bandung, Jawa Barat.

Wisata nuklir di Bandung tersebut dibuka untuk umum pada 30 Oktober 2019.

Banner

Di lokasi wisata tersebut wisatawan dapat mengunjungi ruang pameran, area reaktor, dan laboratorium seperti laboratorium produksi isotop, laboratorium senyawa bertanda, laboratorium teknik analisis nuklir.

Merujuk pada peraturan internasional, pengunjung yang hendak melihat lokasi reaktor harus berusia minimal 18 tahun. Mereka dapat mengunjungi fasilitas tersebut setiap Senin dan Selasa dengan terlebih dahulu mengajukan surat permohinan kunjungan.

Sedangkan ruang pameran dapat dikunjungi setiap hari Senin hingga Jumat, mulai 08.00 pagi hingga pukul 16.00.

Kepala BATAN, Anhar Riza Antariksawan mengatakan, Bandung memiliki kedekatan sejarah dengan BATAN karena reaktor nuklir pertama di Indonesia dibangun di kota tersebut.

“Bandung merupakan tonggak sejarah bagi perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi nuklir. Reaktor riset pertama diresmikan oleh Presiden Soekarno pada tahun 1965, dan saat itu beliau mengatakan Indonesia sudah memasuki era atom,” katanya.

Reaktor Bandung telah banyak dimanfaatkan antara lain untuk identifikasi polutan udara oleh pemerintah kota Bandung yang digunakan dalam upaya memperbaiki kualitas udara di daerah tersebut.

Banner

Selain itu reaktor nuklir Bandung juga menghasilkan radioisotop dan radiofarmaka yang dimanfaatkan untuk pengobatan pasien di rumah sakit.

“Tujuan wisata teknologi adalah mendekatkan teknologi nuklir ke masyarakat, serta mengedukasi mereka bahwa nuklir memiliki banyak manfaat untuk kehidupan masyarakat, khususnya kota Bandung,” tambah Anhar.

Laporan: Redaksi

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Banner

Iklan