Jakarta (Indonesia Window) – Dewan Eksekutif Organisasi Perserikatan Bangsa Bangsa untuk Pendidikan, Ilmu Pengetahuan dan Budaya (UNESCO) menetapkan Kaldera Toba di Sumatera Utara sebagai Global Geopark pada Sidang ke-209 di Paris, Perancis pada Selasa (7/7).
Pada sidang tersebut, Dewan Eksekutif UNESCO menetapkan 16 Global Geopark baru, termasuk Kaldera Toba, demikian pernyataan Kementerian Luar Negeri RI yang dikutip di Jakarta, Rabu.
“Melalui penetapan ini, Indonesia dapat mengembangkan geopark (taman Bumi) Kaldera Toba melalui jaringan Global Geoparks Network dan Asia Pacific Geoparks Network khususnya mengenai masyarakat lokal,” tutur Duta Besar Indonesia untuk Perancis merangkap Andorra, Monako dan UNESCO, Arrmanatha Nasir.
Pemerintah Indonesia telah berhasil meyakinkan UNESCO bahwa Kaldera Toba memiliki potensi geologi yang menopang kehidupan masyarakat lokal sehingga membentuk kebudayaan dan tradisi yang kaya.
Penetapan tersebut mendorong pertumbuhan perekonomian dan pembangunan berkelanjutan di kawasan tersebut.
Pada saat yang sama pemerintah dan masyarakat setempat berkewajiban menjaga kelestarian lingkungan di Kawasan Kaldera Toba.
Sebelumnya, Kaldera Toba berhasil masuk daftar UNESCO pada Konferensi Internasional UNESCO Global Geoparks ke-IV di Lombok, Nusa Tenggara Barat pada 31 Agustus-2 September 2019.
Kaldera Toba di Provinsi Sumatra Utara terbentuk dari ledakan super volkano pada 74.000 tahun lalu.
Dasar kaldera tersebut dipenuhi air dan menjadi danau terbesar di Indonesia seluas 1.130 kilometer persegi.
Selain Kaldera Toba, Indonesia telah memiliki empat situs UNESCO Global Geopark lainnya, yakni, kawasan Gunung dan Kaldera Batur di Bali; Cileteuh, di Jawa Barat; Gunung Sewu mencakup Yogyakarta, Jawa Tengah dan Jawa Timur, serta Rinjani di Nusa Tenggara Barat.
Laporan: Redaksi