Jakarta (Indonesia Window) – Bangsa-bangsa di dunia semakin saling terhubung dengan menguatnya kepentingan bersama, sehingga kemampuan berkomunikasi menjadi tuntutan yang harus dipenuhi guna melancarkan dan meningkatkan hubungan di antara masyarakat yang berbeda latar belakang budaya.
Bahasa Arab dengan sekitar 420 juta penutur di seluruh dunia berada di urutan keenam sebagai bahasa yang paling banyak digunakan, menjadikannya sangat penting untuk dipelajari sebagai bahasa kedua di Indonesia yang gencar memperluas dan memperdalam hubungan dengan negara di seluruh dunia.
Tujuh lembaga pendidikan dan instansi penerjemahan di Tunisia menyatakan kesediaan mereka untuk membantu Pemerintah Indonesia guna mengembangkan kompetensi penerjemahan Bahasa Arab bagi para pemegang Jabatan Fungsional Penerjemah (JFP), baik tingkat pusat maupun daerah.
Kesediaan lembaga pendidikan dan instansi penerjemahan di Tunisia itu disampaikan saat mereka bertemu delegasi Kedeputian Bidang Dukungan Kerja Kabinet, Sekretariat Kabinet RI melakukan kunjungan ke ibu kota Tunisia, Tunis, pada Rabu (20/11), demikian dilaporkan Jaringan Pemberitaan Pemerintah.
Sekretariat Kabinet merupakan instansi pembina bagi pemegang JFP di Indonesia.
Tujuh lembaga pendidikan dan instansi penerjemahan di Tunisia tersebut adalah Fakultas Sastra dan Humaniora Universitas 9 Avril, Tunis; Fakultas Sastra dan Humaniora Universitas Sousse; Institute for Training and Studies yang berada di bawah Kementerian Luar Negeri Tunisia; Institut Penerjemahan Tunis (Institute de Traduction de Tunis); Bourguiba Scholl; Tunisia-Africa Press Agency, dan Perpustakaan Nasional Tunisia.
Selajutnya, Asisten Deputi Bidang Penyelenggaraan Persidangan, Deputi Bidang Dukungan Kerja Kabinet, Sekretariat Kabinet RI, Sjahriati Rochmah akan menyiapkan usulan rancangan Nota Kesepahaman sebagai payung hukum yang mengatur secara lebih rinci mengenai kerja sama pelatihan dan penerjemahan Bahasa Arab bagi JFP.
“Melalui MoU tersebut, penerjemah pemerintah di seluruh Indonesia memiliki kesempatan untuk meningkatkan kompetensinya di bidang penerjemahan Bahasa Arab dengan belajar langsung di negara penutur Bahasa Arab,” jelas Sjahriati Rochmah.
Dengan program peningkatan kompetensi tersebut, para penerjemah diharapkan dapat membantu upaya pemerintah dalam menguatkan kerja sama dengan negara penutur Bahasa Arab.
Laporan: Redaksi