Tersangka penembakan Paris yang telah menewaskan tiga orang Kurdi di Paris, Prancis, pada 23 Desember 2022, mengungkapkan “kebenciannya terhadap orang asing”.
Jakarta (Indonesia Window) – Tersangka yang ditahan atas pembunuhan tiga orang Kurdi di Paris, Prancis mengatakan kepada penyelidik tentang “kebenciannya terhadap orang asing,” kata jaksa Paris pada hari Ahad (25/12).
Pembunuhan itu mengejutkan komunitas yang bersiap untuk memperingati 10 tahun pembunuhan tiga aktivis yang belum terselesaikan dan memicu protes yang menyebabkan bentrokan dengan polisi.
Tersangka mengatakan selama interogasi bahwa perampokan di rumahnya pada tahun 2016 telah memicu “kebencian terhadap orang asing yang menjadi sangat patologis,” kata jaksa penuntut Laure Beccuau dalam sebuah pernyataan.
Pria itu menggambarkan dirinya depresi dan memiliki kecenderungan bunuh diri, menceritakan bahwa dia telah merencanakan untuk bunuh diri dengan peluru terakhir setelah serangannya, kata jaksa penuntut.
Pencarian di rumah orangtua tersangka, di mana dia tinggal, tidak menemukan bukti adanya kaitan dengan ideologi ekstremis, katanya, menambahkan bahwa dia pertama kali mencari calon korban di pinggiran ibu kota Prancis tetapi membatalkan rencana itu setelah menemukan sejumlah orang di lingkungan sekitar.
Perwakilan Kurdi telah menyerukan agar penembakan hari Jumat itu untuk dianggap sebagai serangan teror.
Tersangka penembakan Paris tersebut tetap berada di unit psikiatri pada hari Ahad setelah interogasinya dihentikan pada hari Sabtu (24/12) karena alasan medis, kata jaksa penuntut.
Mengenai tiga orang lainnya yang terluka dalam penembakan itu, dua masih di rumah sakit tetapi nyawa mereka tidak dalam bahaya, tambahnya.
Jaksa sebelumnya mengatakan bahwa tersangka telah dibebaskan dari penahanan baru-baru ini sambil menunggu persidangan atas serangan dengan pedang di sebuah kamp migran di Paris setahun yang lalu.
Sumber: Reuters
Laporan: Redaksi