Jakarta (Indonesia Window) – Selain padi-padian dan gandum yang kaya gluten, singkong juga merupakan di antara pangan yang banyak mengandung jenis protein tersebut.
Meskipun bermanfaat, gluten bisa berbahaya bagi sebagian orang yang memiliki masalah pada penceranaan karena ketidakmampuan usus mencerna bahan ini.
Bagi mereka yang suka mengonsumsi singkong baik sebagai makanan pokok maupun sekadar kudapan kini tak perlu khawatir mengonsumsi umbi-umbian ini karena Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesian (LIPI) telah mengenalkan varietas unggul Carvita 25. Varietas unggul ini menghasilkan singkong yang dapat diolah menjadi tepung singkong tanpa gluten.
“Varietas ini memiliki kandungan beta karoten tinggi yang kaya vitamin A serta tidak mengandung gluten sehingga aman dikonsumsi oleh orang yang memiliki alergi gluten,” jelas peneliti Pusat Penelitian Bioteknologi LIPI, Ahmad Fathoni, dalam situs jejaring LIPI yang dikutip di Jakarta, Ahad.
Menurut dia, setiap jenis singkong memiliki karakter dan potensi kemanfaatan yang berbeda.
“Menjaga sumber daya genetika ubi kayu baik di lapangan maupun kultur jaringan menjadi sangat penting dalam mengembangkan ubi kayu, khususnya untuk memperbaiki mutu genetik,” terang Fathoni.
Dia menambahkan bahwa selain mengembangkan bibit singkong unggul, Pusat Penelitian Bioteknologi LIPI juga mengembangkan teknologi proses pengolahan ubi kayu menjadi mocaf(modified cassava flour) atau tepung singkong yang kaya beta karoten.
“Produk mocaf kaya beta karoten yang dihasilkan dari ubi kayu unggul LIPI memiliki kualitas yang telah terbukti lebih baik dari sebagian mocaf yang ada di pasaran,” ujarnya.
Fathoni berharap tepung singkong tanpa gluten dari LIPI dapat meningkatkan nilai tambah singkong, sekaligus kesejahteraan para petani, pengolah dan pelaku usaha industri yang menggunakan produk tersebut.
Laporan: Redaksi