Administrasi Luar Angkasa Nasional China (China National Space Administration/CNSA) mengungkapkan dalam sebuah konferensi pers pada Januari lalu bahwa usia rata-rata anggota tim peneliti proyek-proyek ilmu antariksa mutakhir China, seperti program eksplorasi Bulan China dan Sistem Satelit Navigasi BeiDou, adalah antara 30 tahun hingga 40 tahun.
Taiyuan, China (Xinhua) – Pertemuan China Space Science Assembly ke-2 di Kota Taiyuan, Provinsi Shanxi, China utara, menarik hampir 500 akademisi dan pakar dari 220 lebih lembaga penelitian, universitas, dan perusahaan.
Dalam acara empat hari yang berakhir pada Ahad (28/8) itu, para cendekiawan di sejumlah bidang seperti desain wahana luar angkasa dan ilmu Bumi menyampaikan pidato yang mendorong kaum muda untuk berkontribusi dalam upaya eksplorasi luar angkasa.
“Kaum muda penuh semangat serta memiliki kemampuan dan kemauan untuk berinovasi,” kata Sun Zezhou, seorang cendekiawan desain wahana luar angkasa dalam pidatonya.
Di bidang ilmu antariksa di China, semakin banyak talenta muda memegang posisi yang sangat penting.
Administrasi Luar Angkasa Nasional China (China National Space Administration/CNSA) mengungkapkan dalam sebuah konferensi pers pada Januari lalu bahwa usia rata-rata anggota tim peneliti proyek-proyek ilmu antariksa mutakhir China, seperti program eksplorasi Bulan China dan Sistem Satelit Navigasi BeiDou, adalah antara 30 tahun hingga 40 tahun.
Zhang Aibing (45) mendapatkan penghargaan atas kontribusinya dalam ilmu luar angkasa China pada upacara pembukaan acara tersebut. Zhang telah bekerja di Pusat Ilmu Antariksa Nasional Akademi Ilmu Pengetahuan China sejak 2003.
Selama hampir dua dekade terakhir, dia ambil bagian dalam berbagai proyek eksplorasi luar angkasa. Lebih dari 60 persen anggota tim peneliti yang dipimpin oleh Zhang berusia di bawah 40 tahun.
Dia menyatakan keyakinannya bahwa peneliti muda memiliki rasa keingintahuan yang besar dan energik, serta lebih baik dalam berpikir di luar batasan, yang terkadang berperan luar biasa dalam mendorong penelitian ilmiah.
Selain itu, kaum muda menjadi ‘pencipta tren’ dari berbagai teknologi mutakhir di China.
Menurut sebuah laporan yang dirilis oleh Akademi Strategi Inovasi Nasional pada Juni, mayoritas sumber daya manusia bidang ilmiah dan teknologi China masih berusia muda dan paruh baya, dan sekitar tiga perempat dari mereka berusia 39 tahun ke bawah.
Li Qinghui saat ini sedang mengejar gelar doktor di Universitas Shanxi dan tidak pulang ke rumah untuk menghabiskan liburan musim panas tahun ini karena jadwalnya yang padat.
Wanita berusia 25 tahun ini adalah anggota tim peneliti yang berfokus pada desain sistem optik untuk memberikan dukungan teknis bagi observatorium gelombang gravitasi berbasis darat.
Sistem ini diharapkan dapat membantu mempelajari evolusi alam semesta dengan lebih baik lagi dan memahami pergerakannya.
“Dalam sepekan, saya menghabiskan enam hari di laboratorium dari pukul 08.00 hingga 22.00,” kata Li, seraya menambahkan bahwa dia merasa terhormat dapat menjadi bagian dari proyek ilmiah mutakhir ini.
China senantiasa memprioritaskan pengembangan talenta. Rapat Biro Politik Komite Sentral Partai Komunis China (Communist Party of China/CPC) meninjau rencana pengembangan talenta untuk periode Rencana Lima Tahun ke-14 (2021-2025) pada April tahun ini.
Pertemuan tersebut menyerukan percepatan pembangunan pusat-pusat berkelas dunia untuk talenta dan inovasi, dengan Beijing, Shanghai, dan Kawasan Teluk Besar Guangdong-Hong Kong-Makau berfungsi sebagai daerah peragaan.
“Saya berharap para talenta muda dapat mempertahankan rasa keingintahuan dan kreativitas mereka, serta memperluas wawasan mereka sembari melakukan penelitian ilmiah yang membumi untuk berkontribusi pada pengembangan ilmu antariksa di China dan untuk umat manusia,” ujar Sun.
Laporan: Redaksi