Penelitian teknologi nuklir fusi oleh sebuah tim di Laboratorium Nasional Lawrence Livermore di California, AS, pada 5 Desember 2022, menghasilkan lebih banyak energi, daripada energi laser yang digunakan untuk menggerakkannya.
Jakarta (Indonesia Window) – Dewan Sains dan Teknologi Nasional Taiwan (National Science and Technology Council/NSTC) mengatakan pihaknya berencana untuk mendanai penelitian teknologi nuklir fusi utama, menyusul pengumuman terobosan signifikan di lapangan oleh tim peneliti yang berbasis di California, Amerika Serikat (AS).
NSTC akan memberikan hibah untuk tim peneliti di bidang studi teoretis dan eksperimental tentang interaksi laser-plasma dan plasma suhu tinggi yang dibatasi secara magnetis, yang penting untuk menciptakan kondisi yang diperlukan untuk fusi nuklir, kata dewan tersebut pada Rabu (14/12).
Seorang pejabat NSTC mengatakan kepada CNA pada Rabu, menyusul pengumuman oleh Menteri Energi AS Jennifer Granholm pada Selasa (13/12) tentang “pencapaian tonggak” dalam menghasilkan reaksi fusi nuklir yang menghasilkan perolehan energi bersih.
Sebuah tim di Laboratorium Nasional Lawrence Livermore di California membuat terobosan ilmiah besar pada 5 Desember, ketika mereka melakukan eksperimen fusi terkontrol pertama yang menghasilkan lebih banyak energi dari fusi, daripada energi laser yang digunakan untuk menggerakkannya, kata Departemen Energi AS dalam sebuah pernyataan.
Fusi nuklir adalah proses di mana dua inti ringan bergabung untuk membentuk satu inti yang lebih berat, melepaskan sejumlah besar energi, menurut Departemen Energi AS.
Pencapaian pertama yang bersejarah ini akan memberikan kemampuan yang belum pernah terjadi sebelumnya untuk mendukung upaya Stockpile Stewardship Program AS, yang bertujuan untuk mempertahankan cadangan senjata nuklir negara itu tanpa menggunakan uji coba nuklir. Pencapaian ini juga akan memberikan wawasan yang tak ternilai tentang prospek energi fusi bersih, kata Departemen Energi AS.
Sumber: CNA
Laporan: Redaksi