Surat-surat kepercayaan diserahkan kepada Presiden RI Joko Widodo dari 10 Duta Besar Luar Biasa dan Berkuasa Penuh (LBBP) untuk Republik Indonesia, sebelum mereka diterima oleh Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi untuk lebih mendetailkan prioritas-prioritas kerja sama dengan kesepuluh negara tersebut.
Jakarta (Indonesia Window) – Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) menerima Surat-surat Kepercayaan dari 10 Duta Besar Luar Biasa dan Berkuasa Penuh (LBBP) untuk Republik Indonesia di Istana Merdeka, Jakarta, Kamis pagi.
Menurut Sekretariat Kabinet RI dalam keterangan tertulisnya, kesepuluh duta besar tersebut terdiri atas mereka yang berkedudukan di dalam maupun luar negeri, yaitu;
- Brigadir Jenderal (Purn) Dato Seri Pahlawan Haji Abdul Razak bin Haji Abdul Kadir, Duta Besar LBBP Designate Resident Brunei Darussalam, untuk Republik Indonesia;
- Dagmar Gonzales Grau, Duta Besar LBBP Designate Resident Republik Kuba, untuk Republik Indonesia;
- Mohamed Trabelsi, Duta Besar LBBP Designate Resident Republik Tunisia, untuk Republik Indonesia;
- Sergei G Tolchenov, Duta Besar LBBP Designate Resident Federasi Rusia, untuk Republik Indonesia;
- Tanya Dimitrova, Duta Besar LBBP Designate Resident Republik Bulgaria, untuk Republik Indonesia;
- Simon Namiss, Duta Besar LBBP Designate Resident Negara Merdeka Papua Nugini, untuk Republik Indonesia;
- Kamala Shirin Lakhdhir, Duta Besar LBBP Designate Resident Amerika Serikat, untuk Republik Indonesia;
- Darius Gaidys, Duta Besar LBBP Designate Non-Resident Republik Lithuania berkedudukan di Singapura;
- Biljana Stefanovska, Duta Besar LBBP Designate Non-Resident Republik Makedonia Utara berkedudukan di Canberra; dan
- Marko Ham, Duta Besar LBBP Designate Non-Resident Republik Slovenia berkedudukan di Canberra.
Turut hadir mendampingi Presiden Jokowi adalah Menteri Luar Negeri (Menlu) RI Retno Marsudi, dan Sekretariat Kabinet Pramono Anung.
Menteri Luar Negeri Retno menyampaikan ada sejumlah kerja sama antara Indonesia dengan 10 negara sahabat yang telah menyerahkan Surat-surat Kepercayaan kepada Presiden Jokowi di Istana Merdeka, Jakarta.
“Indonesia memiliki hubungan yang baik dengan 10 negara tersebut. Beberapa diantaranya merupakan mitra dagang atau mitra kerja sama ekonomi utama Indonesia,” ungkap Retno.
Indonesia dan Amerika Serikat (AS) tengah mendorong negosiasi terkait Critical Mineral Agreement (CMA) dan perpanjangan Generalized System of Preferences (GSP) untuk Indonesia, kata Menlu seraya menambahkan, Indonesia dan Tunisia sedang menyelesaikan perundingan kerja sama di bidang perdagangan (Indonesia-Tunisia Preferential Trade Agreement).
“Kita rencana kalau bisa, kalau dapat tahun ini sudah akan selesai. Dan kalau Preferential Trade Agreement dapat diselesaikan, proyeksinya kenaikan ekspor kita dapat mencapai 32,82 persen,” jelasnya.
Selanjutnya, Indonesia dan Rusia juga sedang mendorong penyelesaian perundingan Indonesia-Eurasian Economic Union Free Trade Agreement (Indonesia-EAEU FTA). Menurut Retno, kerja sama perdagangan tersebut dapat meningkatkan perdagangan antara Indonesia dengan negara-negara anggota EAEU.
“Dengan negara anggota UE (Uni Eropa) ada Bulgaria, Lituania, Slovenia, kita sedang mendorong penyelesaian negosiasi Indonesia-EU Comprehensive Economic Partnership Agreement atau sering disebut CEPA,” tambahnya.
Ia juga mengungkapkan bahwa Indonesia secara aktif turut mendorong penguatan kerja sama antara negara-negara Amerika Latin dan Eropa. Untuk itu, pemerintah berinisiatif untuk menjajaki sejumlah kerja sama ekonomi dengan negara-negara tersebut melalui sebuah forum yang akan digelar di Peru dan Jakarta.
“Indonesia memiliki beberapa inisiatif, antara lain, Indonesia-Latin America and The Caribbean Business Forum yang tahun ini akan dilakukan pada bulan September di Peru dan juga Indonesia-Europe Business Forum yang tahun ini akan dilakukan 7 dan 8 Oktober di Jakarta,” ujar Menlu.
Lebih lanjut, Retno juga mengatakan bahwa hubungan Indonesia dan Papua Nugini (PNG) telah terjalin sangat baik dalam konteks bilateral maupun pasifik. Ia menyebutkan, PNG memiliki peran sangat penting di Pasifik, sehingga Indonesia akan terus memperkuat kerja sama dengan Papua Nugini di Pasifik.
“Setelah kegiatan ini, setelah penyerahan surat-surat kepercayaan, satu per satu saya akan terima mereka untuk lebih mendetailkan prioritas-prioritas kerja sama dengan kesepuluh negara tersebut,” tutup Menlu.
Laporan: Redaksi