Suara tumbuhan dikeluarkan pada frekuensi tinggi 40 hingga 80 kilohertz (kHz), di luar jangkauan pendengaran telinga manusia, namun mungkin dapat didengar oleh berbagai hewan, seperti kelelawar, tikus, dan serangga.
Yerusalem (Xinhua) – Para peneliti Israel untuk pertama kalinya menemukan bahwa tumbuhan dapat mengeluarkan suara, menurut Universitas Tel Aviv (TAU) pada Kamis (30/3).
Dalam sebuah studi baru yang diterbitkan di jurnal Cell, para peneliti TAU menemukan bahwa suara yang dikeluarkan oleh tanaman seperti ‘klik’, mirip suara letupan popcorn, dengan volume mirip dengan suara manusia.
Namun, suara tersebut dikeluarkan pada frekuensi tinggi 40 hingga 80 kilohertz (kHz), di luar jangkauan pendengaran telinga manusia, dan mungkin dapat didengar oleh berbagai hewan, seperti kelelawar, tikus, dan serangga.
Penemuan ini dapat mengubah cara pandang orang terhadap kerajaan tumbuhan, yang selama ini dianggap hampir tidak bersuara hingga sekarang, menurut studi tersebut.
Studi itu juga menemukan bahwa suara-suara tersebut sebagian besar dikeluarkan saat tanaman sedang berada di bawah tekanan atau stres, dan berisi informasi tentang kondisinya. Setiap tanaman dan jenis stres dikaitkan dengan suara yang dapat diidentifikasi secara spesifik, ungkap para peneliti.
Dalam studi mereka, para peneliti merekam dan menganalisis suara yang dihasilkan oleh tanaman tomat, tembakau, gandum, jagung, kaktus, dan henbit.
Algoritme pembelajaran mesin yang dikembangkan oleh tim tersebut akhirnya mampu mengidentifikasi tanaman dari rekaman suara dan menentukan jenis serta tingkat stres.
Ditemukan bahwa rata-rata tanaman yang tidak mengalami stres mengeluarkan kurang dari satu suara per jam, sementara tanaman yang mengalami dehidrasi atau luka mengeluarkan puluhan kali suara setiap jam.
Para peneliti menuturkan bahwa manusia juga dapat memanfaatkan informasi suara ini, dengan menggunakan alat yang tepat, seperti sensor yang memberi tahu para petani saat tanaman perlu disiram.
Studi selanjutnya yang direncanakan oleh tim itu bertujuan untuk menemukan mekanisme di balik suara-suara itu, seperti cara ngengat mendeteksi dan bereaksi terhadapnya, dan apakah tumbuhan lain dapat mendengar suara-suara ini.
Laporan: Redaksi