Polusi ozon bisa mengubah warna bunga dan mengganggu sinyal visual penyerbuk, serta merusak daun tumbuhan dengan sangat cepat, menjadikannya sulit berfotosintesis dan menghasilkan energi untuk pertumbuhannya.
Beijing, China (Xinhua) – Tim peneliti China menemukan bahwa polusi ozon menyebabkan kerusakan yang meluas pada vegetasi, menurut sebuah makalah yang dipublikasikan dalam jurnal Trends in Ecology & Evolution.
Di stratosfer, ozon terbentuk secara alami dan membantu melindungi Bumi dari sinar yang membahayakan. Namun, di area-area di bawah stratosfer, ozon merupakan polutan berbahaya yang terbentuk dari reaksi sejumlah senyawa organik volatil dan nitrogen oksida di bawah sinar matahari, menurut studi itu.
“Ozon dapat mempercepat masa berbunga dan memperpanjang durasinya, yang memengaruhi interaksi antara tanaman dan penyerbuk,” ujar Evgenios Agathokleous, profesor di Universitas Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Informasi Nanjing.
Dia menambahkan bahwa polusi ozon juga mengubah warna bunga dan mengganggu sinyal visual penyerbuk.
Studi itu juga menunjukkan bahwa polusi ozon dapat merusak daun tumbuhan dengan sangat cepat, menjadikannya sulit berfotosintesis dan menghasilkan energi untuk pertumbuhannya.
Perubahan iklim
Perubahan iklim dapat memperburuk terjadinya polusi ozon permukaan, yang berakibat pada semakin buruknya dampak kesehatan bagi ratusan juta manusia.
Menurut Panel Antarpemerintah tentang Perubahan Iklim (Intergovernmental Panel on Climate Change/IPCC), probabilitas terjadinya kebakaran hutan hebat kemungkinan akan meningkat sebesar 40 hingga 60 persen pada akhir abad ini berdasarkan skenario emisi tinggi, dan sebesar 30 hingga 50 persen berdasarkan skenario emisi rendah.
Jika emisi gas rumah kaca tetap tinggi dan suhu global naik sebesar tiga derajat Celsius dari level praindustri pada paruh kedua abad ke-21, level ozon permukaan diperkirakan akan meningkat di wilayah-wilayah yang berpolusi tinggi, khususnya di Asia.
Meskipun sebagian besar peningkatan ozon akan disebabkan oleh peningkatan emisi dari pembakaran bahan bakar fosil, kira-kira seperlima dari peningkatan ini akan disebabkan oleh perubahan iklim, yang kemungkinan besar ditunjukkan melalui peningkatan gelombang panas, yang kemudian memperparah polusi udara.
Akibatnya, gelombang panas, yang semakin sering terjadi akibat perubahan iklim, kemungkinan besar akan terus menyebabkan penurunan kualitas udara, kata IPCC.
Laporan: Redaksi