China catat kemajuan dalam penelitian tentang struktur dalam Laut China Selatan

Seorang awak kapal selam melepaskan tali pada kapal selam berawak Shenhai Yongshi (Deep Sea Warrior) yang terpaut dengan kapal penelitian ilmiah Tan Suo Yi Hao (Discovery One) untuk melakukan persiapan penyelidikan bawah laut di Laut China Selatan pada 26 Mei 2023. (Xinhua/Pu Xiaoxu)

Struktur dalam Laut China Selatan menunjukkan adanya area anomali pada kedalaman 40 hingga 80 km di selatan subcekungan barat daya laut tersebut, dengan kecepatan geser seismik yang rendah, dan anomali ini paling jelas terlihat pada kedalaman sekitar 50 km.

 

Beijing, China (Xinhua) – Para peneliti dari sebuah universitas di China mengukir terobosan dalam studi tentang struktur dalam Laut China Selatan.

Selama 100 juta tahun terakhir, sejumlah besar lempeng Bumi telah tersubduksi ke bagian dalam Laut China Selatan. Namun, karena keterbatasan pengamatan dasar laut, struktur dalam Laut China Selatan masih kurang dipahami, menurut para peneliti dari Universitas Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Selatan yang berbasis di Shenzhen.

Tim peneliti dari universitas tersebut menggunakan data dari percobaan seismik pasif menggunakan seismometer dasar laut, bersama dengan beberapa stasiun darat, untuk menentukan struktur seismik tiga dimensi beresolusi tinggi di subcekungan barat daya Laut China Selatan.

Para peneliti menemukan adanya area anomali pada kedalaman 40 hingga 80 km di selatan cekungan itu dengan kecepatan geser seismik yang rendah, dan anomali ini paling jelas terlihat pada kedalaman sekitar 50 km, menurut makalah penelitian yang dipublikasikan di jurnal Nature Communications.

Setelah melakukan analisis termodinamika dan geokimia batuan yang mendalam, mereka memperoleh bukti geofisika bahwa mantel bagian atas di Laut China Selatan bagian selatan relatif kaya akan air, dan mereka juga mengungkapkan asimetri utara-selatan dari struktur kecepatan gelombang seismik di Laut China Selatan yang dalam.

Penelitian ini memiliki signifikansi besar dalam mengungkap struktur dalam dari lempeng yang tersubduksi, asal-usul banyak gunung berapi dan terumbu karang di Laut China Selatan, serta siklus air di zona subduksi Bumi, menurut para peneliti tersebut.

Zona subduksi adalah tempat di mana dua lempeng tektonik Bumi bertabrakan atau bertumbukan, dengan salah satunya menunjam, atau subduksi, di bawah lempeng yang lain. Proses tektonik ini dapat menyebabkan terjadinya gempa bumi, tsunami, dan terbentuknya gunung berapi berikut letusannya.

Laporan: Redaksi

Tinggalkan Komentar

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Iklan