Banner

Kupu-kupu Monarch yang suka bermigrasi masuk daftar spesies terancam punah

Kupu-kupu Monarch (Danaus plexippus plexippus) masuk dalam daftar IUCN pada pekan ini sebagai spesies yang terancam, bersama lebih dari 41.000 spesies lainnya yang menghadapi kepunahan. (Alex Guillaume on Unsplash)

Monarch di bagian barat menghadapi risiko kepunahan terbesar, dengan populasinya telah turun sekitar 99,9 persen selama 40 tahun terakhir, dari sepuluh juta pada 1980-an menjadi 1.914 pada 2021.

 

Bogor, Jawa Barat (Indonesia Window) – Organisasi internasional di bidang konservasi alam, International Union for Conservation of Nature (IUCN), baru-baru ini memasukkan kupu-kupu Monarch yang memiliki warna sayap hitam-oranye dalam daftar spesies terancam punah dan dapat punah jika tidak ada tindakan lebih lanjut untuk menghentikan perubahan iklim dan memulihkan habitatnya.

Kupu-kupu Monarch (Danaus plexippus plexippus) masuk dalam daftar IUCN pada pekan ini sebagai spesies yang terancam, bersama lebih dari 41.000 spesies lainnya yang menghadapi kepunahan.

Sebelumnya, Layanan Ikan dan Margasatwa AS, yang membantu menerapkan Undang-Undang Spesies Terancam Punah, telah mendaftarkan Monarch sebagai kandidat untuk dimasukkan dalam daftar satwa liar yang terancam punah sejak Desember 2020.

Banner

“Sementara upaya untuk melindungi spesies ini menggembirakan, masih banyak yang dibutuhkan untuk memastikan kelangsungan hidupnya dalam jangka panjang,” kata Sean T O’Brien, yang memimpin kelompok konservasi nirlaba Nature Serve dalam sebuah pernyataan.

Monarch tidak hanya penyerbuk yang cantik, tetapi mereka juga unik karena merupakan satu-satunya spesies kupu-kupu yang diketahui melakukan migrasi dua arah seperti yang dilakukan burung, menurut Dinas Kehutanan AS.

Monarch di Amerika Utara bagian timur bermigrasi menuju ke selatan ke Pegunungan Sierra Madre di Meksiko, sementara mereka yang hidup di barat bermigrasi menuju ke daerah pesisir California yang sejuk. Di musim panas, kupu-kupu cantik ini akan kembali ke lokasi di seluruh Amerika Serikat dan Kanada untuk berkembang biak.

Populasi Monarch yang bermigrasi –  yang merupakan subspesies kupu-kupu Monarch – telah menurun antara 22 dan 72 persen selama sepuluh tahun terakhir, menurut penilaian baru oleh IUCN. Penurunan itu disebabkan pestisida dan herbisida, serta deforestasi untuk pembangunan kota dan perluasan lahan pertanian.

Perubahan iklim yang disebabkan manusia—dalam bentuk kekeringan, kebakaran hutan, dan suhu ekstrem—juga mengancam milkweed, satu-satunya tanaman yang dimakan larva Monarch. Peristiwa cuaca buruk juga telah membunuh jutaan Monarch, menurut IUCN.

Monarch di bagian barat menghadapi risiko kepunahan terbesar, dengan populasinya telah turun sekitar 99,9 persen selama 40 tahun terakhir, dari sepuluh juta pada 1980-an menjadi 1.914 pada 2021.

Banner

Para ahli khawatir bahwa tidak cukup kupu-kupu yang tersisa untuk menjaga populasi Monarch tetap ada.

Kupu-kupu Monarch yang suka bermigrasi masuk daftar spesies terancam punah
Perubahan iklim yang disebabkan manusia telah mengancam milkweed, satu-satunya tanaman yang dimakan larva Monarch. (daledbet from Pixabay)

Guna membantu meningkatkan jumlah Monarch, para ilmuwan dan konservasionis merekomendasikan agar lebih banyak menanam bunga milkweed dan nektar, memelihara hutan, serta membatasi penggunaan pestisida dan herbisida dalam jangkauan kupu-kupu, menurut laporan CNN.

IUCN juga memperbarui status beberapa spesies lainnya. Ikan sturgeon Yangtze (Acipenser dabryanus) sekarang terdaftar sebagai spesies punah di alam liar dan 17 spesies sturgeon lainnya sekarang diakui sebagai sangat terancam punah. Sementara ikan paddlefish Cina (Psephurus gladius) sekarang sudah punah.

Jumlah harimau yang terancam punah juga bertambah, dengan peningkatan 40 persen sejak 2015.

Sumber: https://www.smithsonianmag.com/

Laporan: Redaksi

Banner

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Banner

Iklan