Jakarta (Indonesia Window) – Tim Harga Minyak Mentah Indonesia menyatakan bahwa permintaan minyak mentah global meningkat karena dipengaruhi laporan EIA (Energy Information Administration) atau Administrasi Informasi Energi Amerika Serikat (AS) yang menyatakan stok minyak mentah di negara tersebut pada Januari 2021 menurun sebesar 16,8 juta barel menjadi 476,7 juta barel dibandingkan stok Desember 2020.
IEA juga memperkirakan bahwa permintaan minyak global pada 2021 naik 5,5 juta barel per hari menjadi 96,6 juta barel per hari dibandingkan tahun 2020, menurut keterangan tertulis dari Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) yang diterima di Jakarta, Kamis.
Sementara itu, Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak Bumi atau Organization of the Petroleum Exporting Countries (OPEC)+ memproyeksikan permintaan minyak global tahun 2021 naik 5,9 juta barel per hari menjadi 95,9 juta barel per hari dibandingkan tahun 2020.
Menurut Tim Harga, program vaksinasi COVID-19 di sejumlah negara juga memicu kenaikan harga minyak dunia, selain optimisme pasar atas pelantikan Presiden AS Joe Biden pada 20 Januari.
Administrasi Bidden diharapkan memberikan tambahan stimulus ekonomi untuk meningkatkan perekonomian AS.
Kepemimpinan Biden juga mempengaruhi kenaikan harga minyak mentah di kawasan Asia Pasifik.
Selain itu, pengurangan term supplies Arab Saudi ke Asia seiring keputusan tambahan pemotongan produksi secara sukarela dan peningkatan marjin kilang terutama untuk naphtha dan minyak bumi di kawasan Asia, juga mendorong kenaikan harga di Asia Pasifik.
Tim Harga juga menyebutkan bahwa peningkatan permintaan minyak direct-burning oleh pembangkit listrik Jepang menyusul cuaca dingin dan kurangnya pasokan LNG (gas alam cair), serta peningkatan permintaan minyak mentah di China dan Korea Selatan yang dilanda musim dingin ekstrem turut mendongkrak harga minyak di kawasan itu.
Laporan: Redaksi